menarik petugas di titik-titik pemeriksaan, dialihkan di tingkat desa
Sidoarjo (ANTARA) - Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur menyiapkan era new normal atau normal baru melalui pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berbasis desa sebagai upaya menghadapi wabah virus corona atau COVID-19.

Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin di Sidoarjo, Rabu mengatakan secara khusus persiapan new normal di Sidoarjo masih belum ada.

"Tetapi kami melaksanakan PSBB berbasis desa, sebagai salah satu persiapan pelaksanaan new normal itu," katanya di sela menerima bantuan kartu BPJAMSOSTEK kepada relawan COVID-19 di Sidoarjo.

Ia mengemukakan, dengan PSBB berbasis desa, maka pihak desa sendiri yang akan melakukan pemeriksaan siapa saja warganya yang akan keluar atau masuk desa.

"Pihak desa itu juga yang melaksanakan protokol kesehatan kepada warganya, bagaimana warga desa menggunakan masker, cuci tangan atau juga protokol kesehatan lainnya," katanya.

Ia menjelaskan, dengan berjalannya PSBB di tingkat desa maka pelaksanaan normal baru di Kabupaten Sidoarjo bisa dilaksanakan dengan baik.

Baca juga: HIPMI: Pengusaha siap terapkan normal baru dalam aktivitas ekonomi

Baca juga: PKB minta pemerintah perhatikan pesantren di masa new normal


"Kami juga menarik petugas-petugas yang ada di titik-titik pemeriksaan, dan dialihkan untuk membantu di tingkat desa," katanya.

Terkait dengan bantuan kepesertaan BPJAMSOSTEK kepada tenaga relawan satgas COVID-19 di Sidoarjo dirinya mengaku sangat berterima kasih.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih, karena dalam menghadapi COVID-19 itu tidak bisa dilakukan secara mandiri tetapi harus bersama-sama," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya mendorong kepada masyarakat untuk turut serta mendukung suksesnya penanganan COVID-19 di Sidoarjo, salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan.

"Kalau masyarakatnya paruh, saya yakin penanganan COVID-19 di Sidoarjo bisa segera diselesaikan," katanya.

Sementara itu, Kepala Cabang BPJamsostek Sidoarjo, Muhyidin mengatakan untuk tahap awal ini ada sekitar 30 orang relawan COVID-19 yang diakuisisi menjadi peserta.

"Mereka mendapatkan dua program yakni Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. Para relawan ini dibantu pembayarannya selama tiga bulan sejak Mei, Juni dan Juli," katanya.

Baca juga: Pengamat: Dorong digitalisasi UMKM manfaatkan new normal

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020