Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil mewah BMW berencana untuk mengurangi 5.000 hingga 6.000 pekerjanya pada 2022, menurut kepala keuangannya Nicolas Peter sebagaimana dilaporkan media Jerman.

Sementara itu, dalam laporan keuangan triwulan pertama 2020, Ketua Dewan Manajemen BMW AG Oliver Zipse mengatakan bahwa BMW Group siap untuk bereaksi cepat dan tegas setiap saat terhadap perkembangan baru selama pandemi corona dengan mengidentifikasi secara sistematis berbagai skenario potensial.

Pendekatan ini semakin penting mengingat BMW Group mengharapkan konsekuensi dari pandemi corona untuk membatasi operasi pabriknya untuk beberapa waktu ke depan.

Juga menjadi jelas bahwa volume pengiriman di pasar-pasar utama tidak akan kembali normal dalam waktu hanya beberapa minggu.

BMW Group sedang mengembangkan strategi untuk berbagai skenario dan siap untuk mengambil langkah-langkah tambahan untuk melindungi posisi keuangannya dan menggunakan kekuatan dasarnya untuk mengendalikan diri melalui fase yang menantang ini.

“Kami menjaga ketat pada tingkat persediaan karena likuiditas memiliki prioritas absolut dalam situasi ini," katanya, dikutip Sabtu.


Pada triwulan pertama 2020, BMW Group mengirimkan total 477.111 kendaraan BMW, MINI dan merek Rolls-Royce kepada pelanggan di seluruh dunia, turun 20,6 persen dibanding periode sama 2019.


Baca juga: Siasat KTB Fuso selama COVID-19

Baca juga: Renault-Nissan akan ungkap rencana strategis terkait COVID-19

Baca juga: Strategi Nissan layani pelanggan selama COVID-19
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020