Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan situasi krisis global yang dipicu pandemi COVID-19 harus dijadikan peluang Indonesia untuk meletakkan visi lanjutan, yaitu menjadi salah satu kekuatan dunia.

"Di tengah krisis global saat ini, Indonesia bisa mengubahnya menjadi peluang untuk mulai meletakkan visi lanjutannya, yaitu menjadi salah satu kekuatan dunia," kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Menkumham serahkan SK badan hukum Partai Gelora

Dia menjelaskan, pemikiran politik partainya meyakini bahwa untuk mewujudkan visi baru tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki empat pilar penting yaitu Islam, nasionalisme, demokrasi dan kesejahteraan.

Menurut dia, Islam merupakan mayoritas penduduk Muslim Indonesia yang didukung dengan budaya yang kuat, sementara itu nasionalisme dengan Pancasila sebagai "platform" politik nasional.

"Sedangkan Demokrasi dan Kesejahteraan saat ini yang harus diakselerasi dengan terobosan kebijakan baru," ujarnya.

Mantan Ketua Komisi I DPR itu mengatakan Gelora sebagai partai baru dengan visi tersebut, memiliki dua agenda dan target, pertama, menyosialisasikan visi Arah Baru Indonesia yaitu "Indonesia Kekuatan Kelima Dunia" kepada semua elemen bangsa dan membangun prinsip kolaborasi.

Kedua memastikan eksistensi politiknya dengan lolos ambang batas parlemen di DPR RI pada Pemilu mendatang.

Baca juga: Partai Gelora Indonesia optimistis jadi peserta Pemilu 2024

"Partai Gelora akan bergerak dari kanan ke tengah sebagai satu kekuatan politik baru yang mengusung ide kenegaraan dengan mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan kelima dunia," katanya.

Sebagai partai terbuka, menurut Mahfuz, Gelora Indonesia adalah partai Islamis-Nasionalis berasas Pancasila dengan mengusung ide modernisasi politik kenegaraan.

Karena itu menurut dia, sejatinya visi besar Partai Gelora Indonesia sama dengan visi kolektif bangsa Indonesia dalam mewujudkan kekuatan sosial, ekonomi dan politiknya.

"Sebagaimana mantan Presiden Soekarno dengan visi Indonesia Merdeka dan warisan Pancasila sebagai 'platform' politik nasional. Mantan Presiden Soeharto dengan visi Pembangunan Indonesia," ujarnya.

Dia menjelaskan, Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presidan Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) berperan menguatkan dan mengembangkan sistem demokrasi, serta mewujudkan kesejahteraan nasional.

Baca juga: Pengamat: Anis Matta-Fahri Hamzah di Partai Gelora tak pengaruhi PKS

Baca juga: Anis Matta bakal jadi Ketum Partai Gelora Indonesia

Baca juga: Partai Gelora Jatim siap bersaing di Pemilu 2024

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020