Jakarta (ANTARA) - Pemerintah siap meluncurkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 017 pada Senin (15/6) dengan penawarkan imbal hasil yang masih menarik yakni di atas tingkat inflasi.

“Imbal hasil cukup baik di atas inflasi karena inflasi tahun ini dan tahun depan, karena agregat demand masih lemah, mungkin tidak terlalu tinggi juga,” kata Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin dalam secara virtual di Jakarta, Kamis.

Seperti diketahui, tingkat inflasi sesuai sasaran pemerintah tahun ini diproyeksi mencapai tiga persen plus minus satu persen.

Baca juga: Garuda Indonesia ajukan perpanjangan waktu pelunasan sukuk global

Sedangkan untuk tahun 2021, sesuai kerangka ekonomi makro tingkat inflasi diproyeksi dua hingga empat persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengungkapkan tingkat inflasi per Mei 2020 tergolong rendah mencapai 0,07 persen dan secara tahunan mencapai 2,19 persen.

Meski begitu, angka pasti tingkat imbal hasil dari penawaran seri terbaru obligasi negara ritel ini akan disampaikan saat pelucuran perdana pada Senin (15/6) dan masa penawarannya berlangsung hingga 9 Juli 2020.

Untuk diketahui, tingkat imbal hasil ORI seri 015 sebesar 8,25 persen dan ORI016 mencapai 6,8 persen.

Baca juga: Inalum resmi terbitkan obligasi global 2,5 miliar dolar AS

Pembelian ORI017 ini bisa dilakukan dalam jaringan atau online dengan minimal pembelian mencapai Rp1 juta.

Nantinya hasil dari pembelian surat berharga negara (SBN) ini diharapkan membantu pembiayaan pemerintah salah satunya kebutuhan penanganan COVID-19.

Pemerintah sebelumnya memperlebar defisit APBN 2020 dari 5,07 persen atau Rp852 triliun sesuai Perpres Nomor 54 tahun 2020 dan akan direvisi menjadi 6,34 persen atau Rp1.039 triliun dalam rangka penanganan dan pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

Dengan pelebaran defisit itu menujukkan kebutuhan anggaran yang besar dengan sumber dana yang beragam salah satunya dengan penerbitan ORI.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020