Tentu santri dan ustadz supaya tetap pakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman
Muarabulian, Batanghari (ANTARA) - Sebanyak 18 guru pondok pesantren Darul Aufa Desa Sungaibuluh Kecamatan Muarabulian Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, menjalani tes cepat sebelum melakukan aktivitas bersama para santrinya dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.

Tes cepat itu dilakukan atas permintaan Bupati Batanghari H Syahirsah, sehubungan telah diizinkannya aktivitas belajar mengajar di seluruh pesantren di daerah itu.

"Saya menyambut baik harapan seluruh pimpinan pesantren, bagaimana anak-anak kita bisa belajar kembali. Hari ini seluruh pengajar kita lakukan rapid test, untuk memberi rasa aman dan perlindungan bagi santri dan guru," kata Syahirsah, saat memantau langsung tes cepat bari para pengajar pesantren itu, Selasa.

Baca juga: 10 pasien COVID-19 di Jambi sembuh, total 37 orang

Seiring dengan telah dibukanya aktivitas pesantren, Syahirsah meminta kegiatan belajar mengajar tetap memperhatikan protokol kesehatan, seperti jarak aman dan sterilisasi lingkungan.

"Tentu santri dan ustadz supaya tetap pakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Forum Pimpinan Pondok Pesantren Batanghari H Lukman Zakaria menyampaikan apresiasi atas langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Batanghari dengan memfasilitasi tes cepat dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.

"Kepada Pak Bupati, kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap aspirasi kami kemarin," ucap Lukman.

Baca juga: Bertambah dua, positif COVID-19 Provinsi Jambi lampaui 100 kasus

Sementara itu Kabupaten Batanghari telah melakukan koordinasi terkait dengan pembukaan kembali pondok pesantren untuk proses belajar mengajar. Bupati Syahirsah menyebutkan pondok pesantren merupakan tempat yang aman bagi para santri yang mondok, namun harus dipersiapkan dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19.

"Pondok pesantren merupakan tempat yang aman, namun tentunya harus dipastikan mereka semua dipastikan sehat dan protokol kesehatan menjadi prioritas," katanya.

Sementara itu hingga Selasa (16/5) jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Batanghari sebanyak enam kasus yang saat ini masih dalam perawatan dan sudah sembuh satu orang. Perawatan pasien positif di Kabupaten Batanghari dilakukan di RS Hamba Muarabulian yang merupakan rumah sakit rujukan di daerah itu.

Baca juga: Bamsoet apresiasi tujuh daerah tanpa penambahan kasus COVID-19

Pewarta: Syarif Abdullah dan Septa Randika
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020