Purwokerto (ANTARA) - Seorang nelayan dilaporkan hilang di Perairan Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP/Basarnas) Cilacap I Nyoman Sidakarya.

"Berdasarkan informasi yang kami terima dari Babinsa Kelurahan Tegalkamulyan Sertu Isminanto, korban diketahui bernama Wan Sodaransyah alias Karwan Betur (44), warga Grumbul Tapang Dengklok RT 01 RW 08, Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Ia mengatakan korban diketahui berangkat melaut untuk mencari ikan di perairan Teluk Penyu pada hari Kamis (18/6), sekitar pukul 04.00 WIB.

Baca juga: Basarnas mulai sisir Pantai Tulungagung cari nelayan hilang
Baca juga: Basarnas: Seorang pemuda tenggelam di Curug Rambu Kasang Brebes
Baca juga: Basarnas: Kondisi Kabupaten Bantaeng terkendali pascabanjir


Akan tetapi pada pukul 07.00 WIB, korban tidak terlihat di atas perahunya sehingga perahu tersebut ditarik oleh nelayan lainnya ke daratan dalam kondisi tanpa awak.

Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke pihak terkait dan diteruskan ke Basarnas KPP SAR Cilacap.

Terkait dengan informasi tersebut, Nyoman mengatakan pihaknya segera memberangkatkan satu regu Basarnas KPP Cilacap ke lokasi kejadian untuk mencari korban yang diduga tenggelam di Perairan Teluk Penyu.

"Personel Basarnas tersebut dilengkapi dengan 'rescue car type 1', dua set pakaian hazmat, satu unit 'rigit inflatable boat 05', peralatan SAR air, dan peralatan pendukung lainnya," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan mengatakan gelombang sangat tinggi masih berpotensi terjadi di perairan selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk Perairan Teluk Penyu Cilacap maupun Samudra Hindia.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah Perairan Samudra Hiindia yang berlaku hingga 19 Juni 2020 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.

"Peringatan dini tersebut kami keluarkan karena tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia Selatan Jabar-DIY berpotensi mencapai 4-6 meter dan masuk kategori sangat tinggi sehingga berbahaya bagi pelayaran," katanya. 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020