Kami mengakui penurunan target pendapatan retribusi pariwisata sangat signifikan. Hal ini dikarenakan beberapa bulan terakhir memang tidak ada kunjungan wisatawan. Kemudian ke depan, meski dibuka, jumlah pengunjung dilakukan pembatasan
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menurunkan target pendapatan retribusi pariwisata tahun ini  dari Rp5 miliar menjadi Rp1,35 miliar atau turun Rp3,65 miliar (73 persen) karena sektor pariwisata lumpuh total dengan adanya pandemi COVID-19.

"Kami harus realistis dengan kondisi saat ini. Sejak Februari hingga saat ini, sektor pariwisata lumpuh total. Sehingga kami juga harus mengubah target pendapatan retribusi pariwisata," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Jumat.

Ia berasumsi meski objek wisata akan dibuka pada akhir Juni atau awal Juni, Dinas Pariwisata tetap tidak akan mampu mengejar target pendapatan retribusi. Jumlah pengunjung dan jam operasional akan dilakukan pembatasan, sehingga akan berdampak pada pendapatan retribusi.

"Beberapa bulan ke depan ini, jumlah wisatawan yang berkunjung juga belum dapat diprediksi. Kami berharap pandemi COVID-19 segera dapat diatasi sehingga geliat pariwisata dan ekonomi masyarakat di Kulon Progo kembali nornal," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Kulon Progo Sekretaris Dinas Pariwisata Kulon Progo Nining Kunwantari mengatakan beberapa bulan terakhir, objek wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kulon Progo mulai dari Pantai Trisik, Pantai Glagah dan Pantai Congot, Waduk Sermo, Kebun Teh Nglinggo, Puncak Suroloyo, dan Gua Kiskendo tidak dibuka sama sekali.

Untuk itu, Dinas Pariwisata melakukan penyesuaian pendapatan retribusi pariwisata. Pada tahap pertama, Dispar menurunkan target 50 persen dari Rp5 miliar, setelah dievalukasi kembali pada tahap kedua diturunkan kembali 23 persen.

"Kami mengakui penurunan target pendapatan retribusi pariwisata sangat signifikan. Hal ini dikarenakan beberapa bulan terakhir memang tidak ada kunjungan wisatawan. Kemudian ke depan, meski dibuka, jumlah pengunjung dilakukan pembatasan," katanya.

Nining juga mengakui dampak COVID-19 terhadap sektor pariwisata memang seperti "stunami", baik di sektor objek wisat dan jasa usaha pariwisa (JUP).

Namun demikian, pandemi COVID-19 membuat Dispar belajar mengatasi krisis dan membenahi sektor pariwisata supaya dapat kembali menghapi tatanan kehidupan baru atau new normal.

"Kami sudah menyiapan segela perluan sarana dan prasarana pendukung dan protokol kesehatan di sektor pariwisata. Saat ini, kami masih menunggu dari peraturan gubernur dan peraturan bupati tentang pemberlakukan pembukaan objek wisata dengan protokol kesehatan." katanya.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo permudah investasi di sektor pariwisata

Baca juga: Kemenparekraf lakukan pengembangan masyarakat pariwisata Kulon Progo

Baca juga: Industri kuliner tumbuh pesat, diharapkan jadi wisata baru Kulon Progo


 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020