Walaupun saat ini telah memasuki masa normal baru, saya memperkirakan pertumbuhan dalam layanan angkutan penumpang ojek online belum kembali seperti sebelum pandemi.
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mengungkapkan e-commerce berjenis marketplace atau pasar daring sedang menuai panen keuntungan pada masa normal baru, sebaliknya pelaku bisnis ride sharing atau ojek daring justru setengah rugi akibat dihantam pandemi Covid-19.

"E-commerce sendiri memiliki berbagai jenis, ada yang berbentuk marketplace yang saat ini sedang menuai panen di masa normal baru. E-commerce jenis ini tetap terus menjalankan bisnisnya dengan penambahan kapasitas," ujar Ketua Umum idEA Ignatius Untung saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Selain itu, dia juga menambahkan bahwa jenis e-commerce lainnya yang menuai panen adalah marketplace yang spesifik, misalnya marketplace yang menawarkan produk kebutuhan barang sehari-hari.
Baca juga: Menkop buka peluang kerja sama dengan semua e-commerce pendukung KUMKM

E-commerce yang menawarkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat saat ini juga dinilai sedang menuai keuntungan, di tengah pandemi yang masih mengintai kesehatan publik.

Namun, lanjutnya, disayangkan bagi kalangan pelaku e-commerce yang menggeluti ojek daring saat ini mengalami kondisi setengah merugi akibat hantaman wabah COVID-19.

"Ketika pandemi melanda Indonesia kemudian terbit keputusan bahwa ojek online tidak boleh menarik penumpang, otomatis bisnis ride sharing mengalami penurunan drastis," kata Ignatius.
Baca juga: Normal Baru, kesempatan emas untuk bisnis rintisan dan UMKM

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kendati kategori layanan lainnya yakni order makanan via ojek daring meningkat, sayangnya peningkatan dalam kategori ini tidak menutupi kerugian di kategori layanan angkutan penumpang.

"Walaupun saat ini telah memasuki masa normal baru, saya memperkirakan pertumbuhan dalam layanan angkutan penumpang ojek online belum kembali seperti sebelum pandemi," ujar Ketua idEA tersebut.

Hal ini dikarenakan banyak perusahaan dan institusi yang masih memberlakukan kebijakan kerja dari rumah bagi para pegawainya, sebagian masyarakat masih khawatir untuk menggunakan layanan ojek daring, ditambah lagi belum ditemukannya vaksin untuk COVID-19.

Ignatius mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh para pelaku bisnis transportsi daring pada masa normal baru yang dinilai sudah tepat, antara lain mulai dari kebijakan memasang pembatas di ojek daring hingga penumpang dianjurkan membawa helm sendiri.

Baca juga: Alternatif baru belanja sayur daring selama pandemi COVID-19
Baca juga: BPKN: Penyalahgunaan akun dominasi pengaduan transaksi e-commerce
Baca juga: Hippindo yakin masyarakat kembali penuhi pusat belanja pascapandemi

Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020