Den Haag (ANTARA News) - Tiga warga negara Belanda mendapatkan penghargaan Bintang Maha Putra Utama dari Pemerintah Indonesia karena jasa-jasanya yaitu turut mempromosikan hubungan bangsa Indonesia dan Belanda dengan berbagai cara.

Penyematan penghargaan Bintang Maha Putra ini, dilakukan langsung Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Hassan Wirajuda di Wisma Duta Indonesia, Den Haag, Belanda, Jumat malam, disaksikan Duta Besar untuk Kerajaan Belanda, Junus Effendi Habibie, dan Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen.

Penyerahan penghargaan tersebut berdasarkan surat keputusan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono tertanggal 9 Agustus 2009 tentang penghargaan tertinggi bagi non-warga Indonesia ini. Ketiganya adalah mantan Menlu Belanda (2003-2007), HE. Dr. Bernard Rudolf Bot, anggota parlemen Belanda, Honrable Johannes Cornelius van Baalen, dan Jacques Zeno Brijl.

Berdasarkan surat keputusan tersebut, Rudolf dinyatakan telah berhasil meletakkan dasar kuat untuk memajukan hubungan bilateral Belanda dan Indonesia, khususnya dalam memperjuangkan penerimaan secara moral dan politis oleh Belanda tentang Proklamasi Kemerdekaan RI yang jatuh pada 17 Agustus 1945.

Sementara, van Baalen, dinilai telah berjasa dalam menjaga konsistensi dukungan parlemen Belanda terhadap integritas NKRI, dan Brijl senantiasa membantu Indonesia, baik dalam bidang sosial maupun kesehatan dengan cara menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga di Indonesia.

Dalam penyematan penghargaan tertinggi tersebut, Menlu Hassan berharap agar hubungan Indonesia dengan Belanda yang telah terjalin cukup lama dan kokoh ini, dapat terus dipertahankan dan bisa merealisasikan Comprehensive Partnership Agreement (CPA) dalam waktu dekat ini. "Bentuk kerjasama ini, akan mampu membuat kedua negara tersebut menghadapi tantangan krisis globalisasi dan ekonomi dengan cara membagun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Hassan mengatakan, hubungan baik antara Indonesia dan Belanda masih terus berlanjut berkat kekuatan persahabatan kedua negara.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009