Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Bambang Soesatyo mengapresiasi kinerja kepolisian dalam upaya memberantas jaringan narkoba asal Timur Tengah di Indonesia, saat ada pandemi COVID-19.

"Pandemi COVID-19 tak lantas membuat kinerja aparat kepolisian menurun. Namun tetap semangat menjalankan tugas dan kewajiban menegakkan hukum, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Terbukti, kata Bamsoet, Polda Metro Jaya berhasil menyita 11,8 kilogram barang bukti narkoba jenis sabu dari pengedar narkoba asal Iran ditambah sejumlah narkoba dalam bentuk lainnya, hasil tangkapan Polda Metro Jaya dan Mabes Polri selama Mei hingga Juni 2020, dengan total tangkapan mencapai satu ton.

Baca juga: Satgasus Polri tangkap tujuh pengedar narkoba jaringan Iran-Pakistan
Baca juga: Kapolri: Oknum polisi terlibat narkoba harus dihukum mati


Mantan Ketua DPR RI itu meminta pengawasan kepolisian terhadap peredaran narkoba tak boleh mengendur meski saat ini Indonesia ada pandemi COVID-19 karena bisnis haram itu bukan hanya mempertaruhkan nyawa lebih dari 260 juta rakyat Indonesia, melainkan juga mempertaruhkan masa depan Indonesia.

Kejahatan peredaran narkoba pun tak berdiri sendiri. Melainkan diikuti kejahatan lainnya, seperti perampokan, pencucian uang, perdagangan orang, hingga pembunuhan.

"Mengingat potensi perputaran uang yang luar biasa, mencapai triliunan rupiah per tahunnya, sehingga perang melawan narkoba bisa jadi akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Karenanya aparat penegak hukum tak boleh kendur," ujar Bamsoet usai menghadiri acara pemusnahan barang bukti Narkoba di Polda Metro Jaya.

Menurut Bamsoet, Indonesia masih menjadi salah satu pasar utama peredaran narkoba.

Berdasarkan data Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/ UNODC), sejak 2009 hingga 2018 lalu, tercatat sudah ada 803 narkoba jenis baru yang beredar di seluruh dunia. 74 jenis di antaranya sudah masuk Indonesia.

Karena itu, Bamsoet menyarankan agar penting bagi kepolisian memperkuat kerja sama penegak hukum lintas negara. Karena aktivitas para bandar narkoba tak hanya berada tunggal dalam satu negara saja.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu juga mengatakan bahwa kerjasama lintas sektor di dalam negeri juga perlu diperkuat oleh kepolisian untuk menutup celah masuknya narkoba.

Baca juga: 100 pelaku narkoba telah divonis mati

"Misalnya membangun sinergi dengan Kementerian Desa, sehingga bisa memperkuat peran desa dalam memberantas Narkoba. Terlebih jaringan personel kepolisian tersebar ke berbagai pelosok, sehingga bisa memonitor berbagai kegiatan di desa-desa," katanya.

Selain itu, peran maksimal dari pemerintahan desa hingga RT-RW sebagai unit terkecil dalam sistem bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sangat dibutuhkan.

"Dengan demikian, sekuat apapun para bandar dan mafia Narkoba memasukkan barang haram tersebut ke Indonesia, tak akan mampu menggoda anak bangsa Indonesia untuk mencicipinya," pungkas Bamsoet.​​​​​​

Baca juga: Wakil Ketua MPR menyayangkan kenaikan iuran BPJS saat pandemik
Baca juga: Hari Bhayangkara, Jazilul Fawaid ingin Polri lebih kerja untuk rakyat

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020