Langkah yang dilakukan Balitbangtan ini perlu mendapat apresiasi dan dukungan dari semua pihak
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah anggota Komisi IV DPR RI mengapresiasi inovasi produk aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus yang dibuat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan).

Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L Hamzah mengatakan inovasi tersebut merupakan suatu langkah yang maju untuk membantu negara dalam mencari solusi atas wabah virus yang ada, sehingga perlu didukung oleh semua pihak.

"Langkah yang dilakukan Balitbangtan ini perlu mendapat apresiasi dan dukungan dari semua pihak. Ini adalah hal yang baru yang bisa kita manfaatkan," kata Hamzah dalam rapat dengar pendapat Komisi IV DPR dengan Kementerian Pertanian di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Guru Besar Unair: Riset eucalyptus harus dilanjutkan

Oleh karena itu, Hamzah berharap ada dukungan lain dari dunia kedokteran serta akademisi untuk membantu riset medis yang lebih lanjut, sehingga hasil riset yang ada nantinya bisa digunakan untuk menangani virus-virus berbahaya seperti corona.

Senada, Anggota Komisi IV DPR RI lainnya, Charles Melkiansyah mengatakan bahwa inovasi yang dibuat Kementan perlu dilakukan bukti dan riset yang lebih mendalam lagi supaya masyarakat percaya akan khasiat yang terkandung di dalam eucalyptus.

"Kuncinya ada di kerja sama yang dilakukan oleh Kementan melalui Balitbangtan. Ini tugas Kementan bagaimana meyakinkan publik dan kami di Komisi IV DPR sangat mendukung," katanya.

Saat ini, Kementan sudah bekerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) untuk pengembangan riset eucalyptus tahap uji klinis.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Alien Mus mengaku telah merasakan manfaat yang baik usai menghirup aroma dari eucalyptus.

Ia menjelaskan bahwa aroma tersebut membuat pernapasannya menjadi lega dan menghilangkan sesak berlebih.

"Setelah saya mencoba ternyata benar eucalyptus ini memberikan kesegaran dan kelegaan setelah digunakan. Manfaatnya sangat cepat dirasakan," katanya.

Untuk itu, Alien berharap produk unggulan dari dalam negeri mendapat tempat khusus di masyarakat, sehingga tidak lagi membutuhkan produk dari luas negeri.

"Semoga apa yang saya rasakan bisa dirasakan pula oleh masyarakat luas," katanya.

Secara terpisah Peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB Wisnu Ananta Kusuma mengatakan bahwa pro dan kontra eucalyptus terjadi karena kemunculan produk ini datang secara tiba-tiba.

Padahal, kata dia, dalam kondisi seperti sekarang ini, peranan para peneliti sangat penting untuk mencari alternatif produk herbal berpotensial.

"Sementara, masyarakat yang tidak melihat proses panjang yang berliku dan telah ditempuh para peneliti itu hanya melihat tampilan luarnya saja, yang kadang-kadang dibahasakan berlebihan (overclaim)," tutupnya.

Baca juga: Kementan ajak masyarakat bersinergi temukan penawar virus corona
Baca juga: Kementan gandeng IDI kerja sama riset aromaterapi dari Eucalyptus

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020