Seoul (ANTARA News) - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) pada Jumat mengumumkan program dukungan tambahan bagi Afghanistan termasuk pengiriman pasukan untuk misi pemeliharaan konstruksi ke negara bergolak itu.

Melalui program itu, Seoul akan mengirim lebih dari 200 personel tentara dan sekitar dua lusinan polisi ke negara Asia Tengah yang dilanda perang itu dengan tujuan melindungi para pekerja rekonstruksi Korsel, kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Korsel Moon Tae-young kepada wartawan.

Pemerintah juga akan mengerahkan Tim Rekonstruksi Pedesaan (PRT) ke negara itu, kata Moon.

Seoul membuat keputusan itu agar lebih aktif mengambil bagian dalam upaya internasional untuk mendukung operasi-operasi stabilitas dan rekonstruksi, kata jurubicara tersebut seperti dikutip Xinhua-OANA..

Pemerintah Korsel sebelumnya telah berjanji untuk memperluas dukungannya terhadap negara itu berupa penyediaan bahan-bahan medis, memberi pelatihan kejuruan di sana karena sejauh ini belum maksimal, dan Seoul akan meningkatkan perannya di negara itu, kata pejabat itu tanpa bersedia disebut namanya.

Keputusan pemerintah Korsel itu diambil menyusul komentar seorang pejabat Pentagon yang menyebutkan bahwa Seoul memiliki "kewajiban" untuk memainkan peran lebih besar dalam operasi pimpinan AS di Afghanistan.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates sebelumnya mengatakan setelah perundingan keamanan di Seoul namun ia tidak membuat permintaan khusus kepada Seoul bagi bantuan di Afghanistan

Jurubicara Departemen Pertahanan Geoff Morrel ketika mendampingi Menteri Pertahanan AS Robert Gates dalam lawatan ke Korsel, Jepang dan Slovakia mengungkapkan bahwa Washington berharap Seoul meningkatkan bantuannya kepada Afghanistan pada masa mendatang.

Pemerintah Korsel mengatakan akan meningkatkan jumlah pekerja bantuan menjadi 130 dari 25 orang sekarang, untuk membantu usaha-usaha konstruksi yang dipimpin AS.

Korsel mengirim 210 pasukan zeni dan medis ke negara itu tahun 2002 dan menarik mereka pada Desember 2007.

Para gerilyawan Taliban menculik 23 relawan gereja Korsel musim panas tahun 2007 dan membunuh dua orang dari mereka dan menuntut pasukannya ditarik.

Korsel adalah sekutu dekat AS dan juga mengirim pasukan non tempur ke Irak, menarik mereka Desember tahun lalu setelah empat tahun bertugas. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009