Jambi (ANTARA) - Sebanyak 50 persen lebih pelajar hadir saat hari pertama uji coba sekolah yang menggelar belajar tatap muka di Kota Jambi, Senin.

“Sudah 50 persen lebih pelajar SD dan SMP yang hadir di hari pertama uji coba sekolah secara tatap muka, harapannya jumlah pelajar yang hadir semakin bertambah,” kata Wali Kota Jambi Syarif Fasha di Jambi, Senin.

Pemerintah Kota Jambi mengambil kebijakan dengan melakukan relaksasi pendidikan. Satuan pendidikan tingkat SD dan SMP yang telah diverifikasi oleh tim dari Gugus Tugas COVID-19 diizinkan melaksanakan proses belajar mengajar secara konvensional.

Baca juga: Sembilan pasien COVID-19 di Jambi sembuh
Baca juga: Wajib terapkan protokol COVID-19, pernikahan sudah diizinkan di Jambi


Berdasarkan pantauan yang dilakukan Wali Kota Jambi bersama Wakil Ketua DPRD Kota Jambi, Dinas Pendidikan Kota Jambi dan tim dari gugus tugas COVID-19 Kota Jambi, satuan pendidikan telah melengkapi sarana dan prasarana protokol kesehatan COVID-19.

Seperti melengkapi tempat cuci tangan, bilik penyemprotan desinfektan, alat pengukur suhu tubuh dan memasang himbauan memakai masker. Begitu pula jarak siswa saat berada di dalam ruang belajar yang jaraknya telah di atur.

“Namun ada sekolah yang belum menerapkan sesuai teknis, contohnya jam masuk siswa diatur per jam, bukan bergantian secara per hari,” kata Syarif Fasha.

Pemerintah Kota Jambi menerapkan sekolah secara tatap muka atau konvensional dan secara daring bagi orang tua yang belum mengizinkan anaknya sekolah dengan sistem tatap muka.

Dijelaskan Fasha, kebijakan tersebut diambil untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan di tengah pandemi COVID-19.

 Baca juga: Belajar tatap muka masa pandemik, Ketua MPR ingatkan keselamatan siswa
Baca juga: SMA/SMK "zona hijau" di Sumbar belum dipastikan belajar tatap muka


Selain itu, kebijakan tersebut diambil berdasarkan analisis kasus COVID-19 di Kota Jambi karena dalam satu bulan terakhir tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 di daerah itu. Dan dari 32 kasus COVID-19 di daerah itu 30 pasien diantaranya telah sembuh.

Fasha turut menghimbau wali murid dan orang tua murid untuk berkunjung ke sekolah. Tujuannya agar orang tua mengetahui kondisi sekolah yang didesain aman dari COVID-19, serta memastikan apakah protokol kesehatan COVID-19 sudah dijalankan atau belum.

“Silahkan orang tua datang ke sekolah untuk melihat kondisi sekolah anaknya, apakah protokol kesehatan sudah dijalankan atau belum,” kata Syarif Fasha.

Baca juga: Siswa di Pariaman mulai belajar di sekolah dengan protokol kesehatan
Baca juga: Mendikbud Nadiem: Sekolah jangan maksa muridnya belajar di sekolah


Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020