Makassar (ANTARA) - Menteri Sosial Juliari P Batubara menurunkan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk memulihkan trauma pengungsi terutama anak-anak agar tidak terguncang jiwanya atau mengalami stres.

"Jadi dukungan psikososial itu adalah kontak awal. Nah, bantuan psikososial dari sejak kejadian sudah datang. Kehadiran kita sebenarnya sudah memberikan penguatan," ujar Juliari seusai meninjau lokasi bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat.

Ia pun sempat melakukan dialog dan bercanda dengan anak-anak di kamp pengungsian. Mensos pun tidak segan-segan untuk menggendong anak-anak dan memberikan makanan serta alat permainan.

Baca juga: Mensos siap bantu kebutuhan masyarakat di Luwu Utara

Sembari menghibur anak-anak di pengungsian, dia juga melakukan dialog dengan ibu-ibu di masjid samping kantor bupati yang dijadikan tempat pengungsian sementara.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Pepen Nazaruddin dalam kesempatan itu mengatakan, Kemensos akan melakukan kegiatan psikososial yang terkonstruksi.

"Beberapa waktu setelah tiga minggu dari kegiatan yang sekarang, tim LDP akan memberikan lagi asesmen kira-kira bagaimana kondisinya. Kalau ternyata mereka sudah butuh kegiatan sekolah, berarti kita berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk membuat sekolah darurat bencana dengan memperhatikan protokol kesehatan. Bisa juga secara online," ujarnya.

Pria akrab disapa Pepen ini menjelaskan adanya tim LDP ini, anak-anak di pengungsian diharapkan lebih tenang menghadapi bencana yang bahkan merusak tempat tinggal mereka.

Baca juga: BNPB pinjamkan helikopter untuk evakuasi-logistik di Luwu Utara

"Tim LDP akan menjangkau seluruh wilayah terdampak banjir bandang di Masamba Kabupaten Luwu Utara, mereka bertugas memberikan rasa nyaman kepada korban banjir," tambah Pepen.

Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani pada kesempatan itu mengatakan senang atas upaya pemerintah pusat atas perhatian yang lebih diberikan Presiden Jokowi melalui Menteri Sosial.

Saat ini, pihaknya fokus membuka akses jalan yang masih terisolir akibat dampak banjir bandang terutama pada akses jalan nasional. Menurut dia, hal itu penting dilakukan karena jalan tersebut menjadi jalur pendistribusian logistik bagi warga terdampak banjir.

"Mengingat inikan urat nadi lalu-lintas dan perekonomian, terutama untuk mendistribusikan logistik pada beberapa wilayah pengungsian di Kabupaten Luwu Utara," kata Indah.

Sejauh ini, kata Indah, bantuan bagi warga yang terisolir dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua, sebab akses jalan utama dan jembatan sudah terputus.

"Misalnya di daerah pegunungan, di Kota Masamba, aksesnya terputus. Jadi baik jembatan gantung dan jembatan betonnya terputus jadi kami cari jalan pegunungan," sebutnya.

Data BPBD Luwu Utara melansir, jumlah penduduk yang mengungsi ke sejumlah wilayah yang masih aman dari terjangan banjir bandang sungai Masamba. Jumlah pengungsi hingga saat ini sudah mencapai 14.483 jiwa. Jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Masamba yakni 7.748 jiwa, disusul Baebunta 5.808 jiwa, kemudian Sabbang 927 jiwa.

Baca juga: BNPB beberkan dugaan penyebab banjir bandang Luwu Utara
Baca juga: Kepala BNPB tinjau kondisi Luwu Utara lewat udara
Baca juga: Sebanyak 14.483 jiwa mengungsi karena banjir bandang Luwu Utara

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020