Jakarta (ANTARA) - Urban farming merupakan aktivitas pertanian di kota, yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan terbatas seperti halaman atau atap rumah.

Selama periode work from home (WFH), urban farming menjadi tren bagi masyarakat di perkotaan.

Banyak orang menjalaninya sebagai hobi baru bersama keluarga untuk melepas stres, bahkan bercocok tanam mungkin sesuatu yang tidak pernah terpikir akan dilakukan saat kondisi normal.

Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa, berpendapat bahwa sayuran hasil kebun sendiri juga digemari karena masyarakat semakin sadar dengan pentingnya menjaga kesehatan.

"Melalui urban farming, seseorang dapat memastikan seluruh proses dan kandungan sayur aman untuk dikonsumsi oleh keluarga. Concern masyarakat Indonesia terhadap gaya hidup sehat telah meningkat sejak tahun lalu," tulis Andi Djoewarsa dalam sebuah artikel opini yang dikirimkan pada Selasa.

Ia menambahkan, berdasarkan laporan “2019 Year in Search”, Google mencatat bahwa masyarakat Indonesia mencari alternatif makanan dan minuman yang lebih menyehatkan.

Pandemi diperkirakan akan membuat masyarakat semakin selektif terhadap makanan yang mereka konsumsi. Makanan-makanan sehat organik yang dapat membantu daya tahan tubuh akan banyak dicari.

Urban farming juga bisa menjadi solusi kala pandemi COVID-19 mengubah tatanan hidup dan perekonomian secara drastis.

Juni lalu, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) mencatat bahwa setidaknya ada 6,4 juta pekerja yang merasakan dampak COVID-19, mulai dari pemotongan gaji hingga PHK.

Krisis ekonomi akibat pandemi saat ini sering dibandingkan dengan krisis moneter 1998. Pada waktu itu, ketika perusahaan-perusahaan skala besar gulung tikar, UMKM tetap bertahan, bahkan mampu menjadi juru selamat bagi perekonomian nasional.

Menteri Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa terdapat sejumlah sektor UMKM yang mengalami peningkatan signifikan. Hal itu dirasakan oleh UMKM produk hobi outdoor dan indoor yang naik 60 persen, produk kesehatan naik 90 persen, produk makanan herbal naik 200 persen, dan produk bahan pokok naik 350 persen.

Melihat produk-produk yang mengalami kenaikan permintaan mengacu data Menteri Koperasi dan UKM, urban farming adalah salah satu ide bisnis yang potensial.

Jika dilihat lebih jeli, tren hidup sehat dan urban farming juga menawarkan peluang usaha yang menjanjikan. Selain untuk konsumsi keluarga, hasil bercocok tanam dapat dipasarkan dan diolah menjadi menu makanan sehat yang tengah digemari seperti salad wrap, smoothies, hingga detox juice.

Terlebih, urban farming dapat dilakukan dari rumah dengan alat dan bahan sederhana serta modal yang tidak terlalu besar.

Urban Farming Ninja Xpress
Ninja Xpress sebagai penyedia layanan logistik yang mendukung bisnis UMKM, memahami bahwa pandemi merupakan saat sulit bagi pelaku UMKM. Oleh sebab itu, Ninja Xpress menghadirkan konten Belajar Ragam Usaha Baru (BERGURU) pada channel YouTube Ninjaxpressid.

Berkolaborasi dengan para kreator, konten itu memberikan inspirasi bagi siapa saja untuk memulai usaha dan produktif untuk mencoba hal baru dari rumah. BERGURU juga merupakan bagian dari kampanye #ObsesiUntukNegeri dan program inisiatif Ninja Academy.

Pada episode pertama, Ninja Xpress mengulas urban farming dengan mewawancarai Sita Pujianto, seorang urban farmer yang aktif dalam komunitas Jakarta Berkebun. Terdapat beberapa pelajaran baru yang bisa didapat dari Sita dalam video tersebut, antara lain:

Gunakan media tanam tepat
Sayuran perlu media tanam yang subur. Oleh karena ini tanah saja tidak cukup, padukan dengan sekam bakar dan pupuk agar akar dapat menembus pori-pori tanah serta mendapatkan nutrisi yang cukup. Gunakan pupuk alami seperti pupuk kandang, atau pupuk kompos yang dapat dibuat dari sampah sisa makanan.

Menyiram tanaman dapat dilakukan kapan saja
Pagi hari identik sebagai waktu terbaik untuk menyiram tanaman. Tapi ternyata hal itu dapat dilakukan kapan saja, baik pagi, sore, ataupun malam hari. Yang terpenting menyiram tanaman harus dilakukan rutin tiap hari.

Dengan demikian, urban farmer pemula tak perlu pusing untuk menyisihkan waktu merawat tanaman di tengah kesibukan.

Lebih menghargai makanan
Selain untuk dikonsumsi atau dijual kembali, urban farming membuka kesempatan untuk back to nature. Kehidupan kota yang serba instan mungkin membuat banyak orang asal dan tidak memahami proses yang harus dilalui sayur, buah dan makanan lain untuk sampai dan terhidang di meja makan kita.

Ketika urban farming dilakukan dengan sepenuh hati, maka secara tidak langsung masyarakat dapat lebih menghargai makanan.

Inspirasi dan pengetahuan baru dihadirkan Ninja Xpress melalui konten YouTube BERGURU yang tayang setiap minggu, serta ada pelatihan (OASIS Online) dan creative hub Ninja Academy.

"Ninja Xpress percaya bahwa kolaborasi bersama para pelaku UMKM dan kreator akan membawa dampak positif bagi kemajuan ekonomi Indonesia. Eksplorasi dan eksekusi ide bisnismu sekarang," demikian Andi Djoewarsa.


Baca juga: Pertanian pekarangan jaga ketahanan pangan keluarga di era pandemi

Baca juga: Indef nilai "urban farming" akan berperan penting pascapandemi COVID

Baca juga: Menyemai kebaikan di pinggiran ibu kota

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020