Harus melakukan pendekatan apa yang dibutuhkan. Karena yang tahu apa yang dibutuhkan kita sendiri. Kalau dari (aplikasi) luar belum tentu cocok
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mendorong masyarakat Indonesia, terutama yang mempunyai talenta digital, untuk membuat aplikasi selama pandemi.

Dalam mengembangkan aplikasi, yang juga sebagai upaya mendukung untuk berdaya saing dari aplikasi asing, Semuel mengingatkan agar fokus pada pendekatan kebutuhan masyarakat.

"Harus melakukan pendekatan apa yang dibutuhkan. Karena yang tahu apa yang dibutuhkan kita sendiri. Kalau dari (aplikasi) luar belum tentu cocok. Inilah kita ambil kesempatan itu supaya kita bisa bersaing," ujar Semuel dalam seminar daring "Mendorong Akselerasi Transformasi Digital," Selasa.

Baca juga: Kominfo: penggunaan aplikasi telekonferensi naik lebih 400 persen

Baca juga: Kominfo diminta menyiapkan alternatif aplikasi Zoom


Di Kominfo, menurut Semuel, aplikasi-aplikasi dikembangkan sendiri oleh anak bangsa. Bahkan, selama pandemi, dia mengatakan, pemerintah banyak menggunakan aplikasi lokal, salah satunya aplikasi PeduliLindungi.

Dalam kesempatan yang sama, Staf khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi, mengatakan terdapat peluang pertumbuhan ekonomi digital selama pandemi.

"Beberapa sektor mengalami peningkatan, tetapi ada beberapa sektor yang mengalami penurunan," ujar Dedy.

Salah satu sektor yang mengalami lonjakan penggunaan adalah sektor pendidikan. Menurut Dedy, lompatan penggunaan layanan aplikasi edukasi teknologi mencapai 1 juta pengguna dalam satu bulan.

Tidak hanya sektor edukasi, peningkatan penggunaan, menurut Dedy, juga terjadi pada sektor kesehatan, khususnya layanan telemedicine atau telehealth, sebanyak 600 persen.

"Ini luar biasa dalam beberapa bulan ke belakang COVID-19 muncul ada 32 juta pengguna telehealth baru yang menggunakan fasilitas online untuk layanan kesehatan," kata Dedy.

Namun, tidak semua sektor mengalami peningkatan. Beberapa sektor turun, misalnya sektor travel yang menurun sebesar 90 persen, bahkan menurut Dedy, peningkatan 10 kali lipat dalam hal penggantian jadwal tiket atau pembatalan tiket.

"Dengan demikian, ada peluang yang besar sekali di masa pandemi ini, karena pandemi juga mempercepat banyak sektor untuk tumbuh, tetapi di saat yang bersamaan beberapa sektor juga turun," ujar Dedy.

"Ini perlu kita sampaikan karena sektor-sektor yang masih tumbuh itu bisa menjadi peluang untuk masuk dan terlibat di dalam ekonomi digital kita," dia menambahkan.

Baca juga: Transformasi digital, resep "startup" bertahan saat pandemi

Baca juga: PeduliLindungi bisa diakses dari aplikasi Gojek

Baca juga: Inovasi layanan publik Kominfo selama pandemi COVID-19

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020