Makassar (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bantaeng saat ini prioritaskan pemulihan delapan daerah irigasi pasca wilayah itu diterjang banjir pada 11-12 Juni 2020.

Kepala Dinas PUPR Bantaeng, Andi Sjafaruddin Magau yang dihubungi dari Makassar, Kamis, mengemukakan penanganan delapan daerah irigasi itu harus segera dilakukan karena bisa berdampak fatal pada area pemukiman dan persawahan warga jika tidak segera ditangani.

Perbaikan itu, kata Sjafaruddin, untuk mengurangi risiko gagal panen sehingga delapan daerah irigasi mulai ditangani sesegera mungkin, termasuk bendungan dan saluran yang rusak. Karena dikhawatirkan bisa mengakibatkan kerusakan pada 756 hektar area persawahan.

"Jadi sehabis bencana, kita lakukan tanggap bencana berlangsung dua pekan untuk pembersihan dan pembuatan tanggul sementara, seperti dari pasir dalam karung," katanya.

Baca juga: JK pastikan kondisi Bantaeng usai banjir lewat panggilan video

Baca juga: Bantuan 500 paket ikan olahan untuk korban banjir Bantaeng


Adapun delapan daerah irigasi yaitu Panaikang I, Panaikang II, Panaikang IIl, Banre, Punlindung, Palimpurang, Bankala Loe dan Sukranga.

Selain delapan daerah irigasi itu, rekonstruksi yang juga diprioritaskan yakni perbaikan pada empat tanggul sungai yaitu Balangsikuyu, Garegea, Cabodo dan Lembang Cina serta tiga jembatan yang dianggap sangat berisiko jika tidak dilakukan pembenahan saat ini.

Menurut Sjafaruddin, penanganan tertentu yang dikhawatirkan berdampak luas ke masyarakat seperti jembatan yang jika dilewati sangat rawan atau ketika ada air maka bisa semakin rentan.

"Kita juga lakukan perbaikan tanggul Cekdam Balang Sikuyu pada sayap bagian barat, meninggikan beberapa titik dan mempertebal dinding samping. Ada juga pembangunan dan rehab rumah warga di dua kecamatan yang rusak berat," jelasnya.

Dinas PUPR Bantaeng mencatat rekonstruksi pada perbaikan secara keseluruhan telah mencapai 35 persen yang pengerjaannya dilakukan dua pekan terakhir. Perbaikan itu ditargetkan selama sebulan dengan nilai anggaran sekitar Rp7 miliar.

"Untuk rehab daerah irigasi dan jembatan sebesar Rp4,73 miliar dan untuk pembangunan rumah warga yang rusak berat sekitar Rp2,34 miliar jadi kurang lebih Rp7 miliar secara keseluruhan," ujarnya.

Tidak kalah penting, yaitu perbaikan kawasan tanggul-tanggul yang dari sisi keselamatan langsung ke kawasan pemukiman sehingga mulai dilakukan perbaikan permanen di beberapa titik, khususnya pada tanggul cabodo Kelurahan Bontosunggu yang kondisinya sangat parah.*

Baca juga: Relawan pemuda gelar aksi sosial bersihkan lumpur di Bantaeng

Baca juga: PMI mobilisasi relawan bantu penanganan longsor dan banjir di Sulsel

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020