Kami sudah mulai melihat lonjakan yang kemudian stagnan di empat negara bagian yang telah terpukul parah sejak empat pekan terakhir,
Washington (ANTARA) - Amerika Serikat mencatatkan lebih dari 1.000 kasus kematian akibat COVID-19 selama empat hari berturut-turut hingga Jumat (24/7), sementara kasus infeksi bertambah setidaknya 68.800 dalam sehari sehingga jumlahnya kini mencapai empat juta kasus.

Tak kurang dari 1.019 kematian terkonfirmasi dari seluruh AS pada Jumat, menyusul angka kematian yang mirip pada Kamis (23/7) sebanyak 1.140 kasus, Rabu (22/7) 1.135 kasus, dan Selasa (21/7) 1.141 kasus.

Angka itu didapat kebanyakan dari terjadinya lonjakan kasus infeksi di Arizona, California, Florida, dan Texas.

Walaupun demikian, penasihat Gedung Putih untuk urusan pandemi, dokter Deborah Birx, menyebut dirinya justru melihat tanda bahwa bagian terburuk dari wabah COVID-19 di negara bagian selatan dan barat AS itu akan segera dilalui.

"Kami sudah mulai melihat lonjakan yang kemudian stagnan di empat negara bagian yang telah terpukul parah sejak empat pekan terakhir," ujar Birx dalam sebuah wawancara dengan media NBC.

Birx berkomentar demikian seiring dengan otoritas federal untuk urusan kesehatan dan juga pendidikan yang menekankan perlunya instruksi untuk anak-anak kembali ke sekolah. Terkait hal itu, publik Amerika dan para pemimpin mereka terpecah pendapat.

Birx mengatakan bahwa anak di bawah usia 18 tahun biasanya tidak lebih rentan terhadap COVID-19 jika dibandingkan orang dewasa, namun menyebut seberapa siap anak di bawah 10 tahun dapat menyebarkan virus sebagai hal yang masih dapat diperdebatkan.

Presiden Donald Trump sendiri mendorong pembukaan kembali sekolah-sekolah, dengan menyebutnya sangat penting bagi kondisi mental dan emosional anak-anak serta kemampuan orang tua mereka untuk kembali bekerja.

Sumber: Reuters
Baca juga: AS catat lebih dari 1.000 kematian COVID-19 tiga hari berturut-turut
Baca juga: Corona AS per 22 Juli : 3.952.273 kasus dan 142.755 kematian
Baca juga: AS tanda tangani kontrak dengan Pfizer untuk 100 juta dosis vaksin

Penerjemah: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020