Tanjungpinang (ANTARA) - Pukulan kentong tanda azan subuh berbunyi bertalu-talu. Lelaki kecil itu mulai menggeliat di atas tikar pandan. Ada rasa enggan untuk bangun di tengah dinginnya subuh.

Tapi, sebentar lagi, Subakir atau Tumirah, orang tuanya pasti akan membangunkannya. Bagi Subakir dan Tumirah, aktivitas memang dimulai sejak subuh.

Semua anak-anaknya, harus ikut membantu aktivitas keluarga. Dalam istilah sekarang, membantu keluarga mencari uang.

Isdianto, lelaki kecil tersebut langsung menghilangkan rasa enggan itu. Dia bergegas bangkit. Bersiap untuk salat di ruang yang disebut kamar itu.

Selesai memohon kepada Yang Maha Kuasa, Isdianto pun mengambil perlengkapan paginya. Bukan perlengkapan untuk ke sekolah, tetapi perlengkapan untuk menoreh getah (karet). Seperti abangnya almarhum Muhammad Sani, Isdianto juga harus membantu orangtuanya memotong karet.

Kisah memotong karet ini menjadi penggalan kisah yang selalu disampaikan Isdianto saat berkunjung ke sekolah-sekolah di Kepri. Suami dari Rosmeri Isdianto ini menyampaikan kepada anak-anak Kepri bahwa kesungguhan akan membawa pada keberhasilan.

Baca juga: Presiden Jokowi lantik Isdianto sebagai Gubernur Kepri

"Anak-anak merupakan harapan kita semua dalam menyongsong hari esok yang harus lebih baik daripada hari ini. Mereka harus sukses dan lebih senang daripada kita, sebagai orang tuanya," kata Isidanto dalam suatu kesempatan berkunjung ke sekolah SMA di Kabupaten Karimun.

Menurut Isdianto, getah yang dipotong itu pun bukan milik keluarganya. Ayah Subakir, kerjanya memotong getah di kebun orang.

Selesai memotong getah, barulah Isdianto berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Tanpa pernah menghitung berapa kilometer dia melangkah pulang dan pergi.

Memotong getah dan bersekolah, rutin dilakukan Isdianto. Tanpa pernah menanam mimpi besar tentang masa depan, seperti yang diamanahkan pada Senin, 27 Juli 2020, menjadi Gubernur Kepulauan Riau.

Setelah selesai sekolah dasar, Isdianto melangkah ke Kijang, Bintan. Dia sekolah di SMP PGRI Kijang. Tak tamat memang. Hanya sampai kelas 2. Isdianto kemudian ke Pekanbaru. Dia melanjutkan pendidikan di SMP 3 Pekanbaru. Isdianto kemudian melanjutkan pendidikan di SMPP 49 Pekanbaru.

Baca juga: PKS-Hanura usung Isdianto-Suryani pada Pilkada Kepri 2020

Tunak belajar dan memegang teguh pesan kedua orang tua untuk selalu menjalankan perintah agama.

               Jejak sang kakak

Setamat SMA, Isdianto mengikuti jejak almarhum Muhammad Sani, abang kandungnya masuk ke Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Jejak-jejak keberuntungan Sani seakan diulangi oleh Isdianto.

Isdianto, seperti juga Sani, langsung mengabdi di Kepri. Jika Sani menjadi staf di Kantor Camat Kijang, Isdianto menjadi Staf di Kantor Pembangunan Desa Kabupaten Kepri pada 1983-1991. Langkah karir Isdianto pun berputar-putar di Provinsi Kepri sampai hari ini.

Menjadi lurah, camat pernah dilakoni Isdianto. Sebagai mana jejak si Untung Sabut, gelar yang melekat pada H Muhammad Sani, Gubernur Kepri dua periode yang meninggal pada 2016 saat masih menjabat. Karir Isdianto sebagai Birokrat terus menanjak.

Ayah tiga anak ini pun seperti menjadi kisah untung sabut episode lain. Ada keberuntungan yang juga menyertainya. 21 bulan setelah kakak kandungnya berpulang ke Rahmatullah, Isdianto mendapat amanah sebagai Wakil Gubernur Kepri.

Pada 11 Juli 2019, amanah untuk Isdianto semakin besar. Dia diamanahkan sebagai Pelaksana tugas Gubernur Kepri.

Dalam perjumpaan silaturahmi dengan masyarakat, istilah-istilah dalam pohon kelapa mengemuka dari Isdianto. Kalau almarhum Muhammad Sani dengan sabut kepala, Isdianto selalu dengan lidi kelapa.

Baca juga: Nasib Plt Gubernur Isdianto di Pilkada Kepri ditentukan PKS

Di sini, persatuan dan kebersamaan yang ditekankan Isdianto. Dengan bersama semua akan bisa. Dengan bersatu pembangunan bisa diteruskan untuk Kepri semakin maju.

Konsep bersatu pun selalu diilustrasikan Isdianto dengan sapu lidi. Jika seribu batang lidi diikat dalam kesatuan, kata Isdianto, dia akan menjadi kuat dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan.

“Makanya saya selalu ajak semua untuk bersatu dan bersatu. Semuanya untuk kemajuan negeri ini,” kata Isdianto dalam banyak kesempatan.

Tentang memperkuat persatuan memang selalu disenandungkan Isdianto. Apalagi Kepri seperti miniatur Indonesia, semua suku bangsa dan agama ada di Negeri Segantang Lada ini. Walaupun banyak keberagamaan, semuanya tetap menjunjung kebersamaan.

Ajakan kebersamaan ini yang membuat masyarakat terus bersatu dalam keberagaman di Kepri. Isdianto pun sering menyenandungkan silaturahmi yang terus diperkuat. Sehingga saling akrab satu dan lainnya.

“Apalagi silaturahmi dari hati, bukan sekadar ucapan tanpa aksi nyata,” kata Isdianto.

Senandung silaturahmi seperti yang didendangkan Muhammad Sani ikut dilantunkan Isdianto. Dalam senandung itu, Isdianto pun seakan menyambungkan lagi janji Muhammad Sani yang pernah tersampaikan.

Dia tahu banyak mimpi dan keinginan abang kandungnya itu untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat disampaikan.

“Kalau tak penuh ke atas, akan penuh ke bawah," ucap Isdianto menirukan perkataan Sani.

Baca juga: PDIP persilakan Isdianto cari partai sendiri di Pilgub Kepri 2020

Isdianto seakan bertekad untuk meneruskan mimpi-mimpi Muhammad Sani untuk menjayakan Kepri. Apalagi kini amanah itu semakin besar.

“Saya tak akan berhasil kalau sendiri. Perlu dukungan dan kebersamaan semua pihak di Kepri,” kata Isdianto.

               Dilantik jadi Gubernur

Isdianto kini resmi, secara definitif menjadi Gubernur Kepulauan Riau untuk sisa masa bakti 2016-2020, setelah Presiden Joko Widodo melantiknya di Istana Negara Jakarta, Senin sore.

Isdianto mengenakan baju dinas gubernur warna putih dengan masker kain juga berwarna putih mengucapkan sumpah jabatan dengan dibimbing oleh Presiden Jokowi.

"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa," kata Isdianto.

​​​​​​​Isdianto dilantik berdasarkan Keppres Nomor 71/P Tahun 2020 tentang Pengesahan Pemberhentian dengan Hormat Wakil Gubernur Kepulauan Riau Sisa Masa Jabatan Tahun 2016-2021 dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Kepulauan Riau Sisa Masa Jabatan Tahun 2016-2021.

Baca juga: obituari - Selamat jalan Muhammad Sani si "untung sabut"

Undangan yang hadir dalam acara pelantikan tersebut yakni Sekda Kepri TS Arif Fadillah, Ketua PKK Kepri/istri Rosmeri Isdianto, dan anak kandungnya Ari Rosandhi.

Selain itu, untuk kalangan keluarganya ada juga Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepri. Satu nama lainnya adalah keponakannya yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Arif Daerah Provinsi Kepri Herry Andrianto.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri, Isdianto dilantik menjadi Gubernur Kepri definitif sisa masa jabatan 2016-2021 setelah menjabat posisi Plt Gubernur Kepri sejak Juli 2019. Dia menggantikan Gubernur Kepri saat itu, Nurdin Basirun yang ditangkap KPK dalam kasus dugaan suap izin pemanfaatan ruang laut.

Isdianto kini mengikuti jejak abang kandungnya, Muhammad Sani, yang tidak lain adalah Gubernur Provinsi Kepri dua periode, yakni 19 Agustus 2010–19 Agustus 2015 dan menjabat lagi dari 12 Februari 2016 hingga ia wafat pada 8 April 2016. Sani juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Kepri periode 2005–2010.

Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020