Kami berharap mobilitas orang luar ke Bintan dibatasi untuk mencegah penularan COVID-19
Bintan (ANTARA) - Bupati Bintan, Kepulauan Riau Apri Sujadi beserta istri Deby Maryanti melakukan karantina mandiri setelah In, sopirnya dinyatakan positif COVID-19.

Bupati Apri, di Bintan, Senin, mengatakan dirinya beserta istri dalam kondisi sehat. Aktivitas pemerintahan tetap dilakukan dari rumah tanpa berinteraksi dengan stafnya.

"Alhamdulillah, kondisi kami baik-baik saja. Mohon doa agar musibah ini segera berakhir di Bintan," ucapnya.

Apri beserta keluarganya, dan orang-orang yang kontak erat dengan In sudah diambil sampel lendir (swab) untuk diperiksa dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam.

"Kami menunggu hasilnya," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama AF Isnaeni, mengatakan tes usap pertama terhadap In, hasilnya positif. Sementara tes usap kedua hasilnya negatif.

"Masih dilakukan tes swab ketiga dan keempat, semoga negatif," ujarnya.

Gama mengatakan berdasarkan hasil penelusuran, In merasa demam sepulang mengantarkan Apri ke Bandara Hang Nadim, Batam pada 29 Juli 2020.

Tim medis kemudian mengambil sampel usap dari tubuh In, dan hasil pemeriksaan PCR baru diperoleh Jumat (31/7).

Baca juga: Anak sembilan tahun di Bintan sembuh dari COVID-19

Baca juga: Tiga pasien COVID-19 Bintan dinyatakan sembuh


"Tim kami masih melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah kontak erat dengan In," katanya.

Gama menambahkan Bupati Bintan dan istrinya diambil swab pada Minggu (2/7). Tim juga mengambil swab terhadap keluarga In, dan orang-orang yang pernah kontak dengannya.

Orang-orang yang pernah kontak dengan In wajib melaksanakan karantina bila tidak sakit. Sementara orang-orang yang mengalami sakit, wajib dirawat.

"Mudah-mudahan dapat diputus rantai penularan," ucapnya.

Gama mengatakan jumlah pasien COVID-19 di Bintan terus bertambah. Total jumlah pasien COVID-19 di Bintan mencapai 20 orang, sebanyak 12 orang di antara dirawat dan dikarantina. Sementara pasien yang sembuh tujuh orang, dan yang meninggal dunia satu orang.

"Kami berharap mobilitas orang luar ke Bintan dibatasi untuk mencegah penularan COVID-19. Ini seharusnya diberlakukan oleh Pemprov Kepri karena menyangkut antardaerah," katanya.

Baca juga: Kontak pasien COVID-19, puluan warga Bintan-Kepri karantina mandiri

Baca juga: Kabupaten Bintan masuk zona merah COVID-19


 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020