Penguatan ini kemungkinan didukung oleh prospek persetujuan stimulus lanjutan Pemerintah AS senilai satu triliun dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang ini.

Pada pukul 09.25 WIB, rupiah menguat 100 poin atau 0,68 persen menjadi Rp14.525 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.625 per dolar AS.

Baca juga: Dolar tergelincir saat investor tunggu pembicaraan stimulus Washington

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan pada Rabu pagi ini mata uang negara pasar berkembang terlihat menguat terhadap dolar AS.

"Penguatan ini kemungkinan didukung oleh prospek persetujuan stimulus lanjutan Pemerintah AS senilai satu triliun dolar AS untuk memulihkan ekonomi AS yang terdampak pandemi," ujarnya.

Menurut Ariston, stimulus yang besar memberikan sentimen positif ke aset berisiko karena stimulus berdampak positif ke perekonomian.

Selain itu, lanjutnya, stimulus yang besar juga bisa menekan nilai tukar negara yang bersangkutan karena potensi banyaknya uang yang beredar.

"Hari ini Indonesia akan merilis data GDP Q2 2020. Data ini mungkin bisa memberikan tekanan ke rupiah bila hasilnya di bawah ekspektasi pasar," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp14.500 per dolar AS hingga Rp14.700 per dolar AS.

Pada Selasa (4/8/2020) lalu, rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.625 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.630 per dolar AS.

Baca juga: Emas tembus 2.000 dolar per ounce untuk pertama kalinya
Baca juga: Rupiah ditutup menguat di tengah variasi mata uang di Asia

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020