Fokus pasar ke gangguan pemulihan ekonomi. Potensi resesi di Indonesia juga jadi beban untuk rupiah
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada ujung pekan melemah seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terkait pemulihan ekonomi global.

Rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.625 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.585 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan, hingga sore ini terlihat tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami pelemahan ke kisaran 0,525 persen, turun sekitar 2,3 persen dibandingkan penutupan kemarin.

"Ini menunjukkan permintaan aset aman cukup tinggi dan bisa mengindikasikan kekhawatiran di pasar keuangan meningkat," ujar Ariston.

Menurut Ariston, pasar khawatir dengan gangguan pemulihan ekonomi global karena pandemi yang masih belum bisa dikendalikan dan hubungan AS dan China yang meregang.

"Fokus pasar ke gangguan pemulihan ekonomi. Potensi resesi di Indonesia juga jadi beban untuk rupiah," ujar Ariston

Selain itu, pasar juga masih menunggu stimulus AS yang pembahasannya masih "deadlock", padahal sebentar lagi Kongres AS akan reses.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.555 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.555 per dolar AS hingga Rp14.638 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.647 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.587 per dolar AS.


Baca juga: BI sempurnakan ketentuan GWM rupiah dan valas berlaku mulai 1 Agustus

Baca juga: Gubernur BI optimistis nilai tukar rupiah semakin menguat

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020