Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi kerak benua di dasar laut.
Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi magnitudo 5,0 mengguncang Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur pada Minggu pukul 11.52. WIB, namun tidak berpotensi tsunami.

Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Minggu, hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan episenter gempa bumi itu terletak pada koordinat 9,89 Lintang Selatan dan 118,96 Bujur Timur.

Gempa tektonik yang melanda wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara itu berlokasi di laut pada jarak 54 kilometer (km) arah Barat Daya Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur di kedalaman 10 km.

Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi kerak benua di dasar laut.
Baca juga: Gempa empat kali guncang Pulau Sumba-NTT

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat diharapkan menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.

Masyarakat senantiasa memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Hasil analisis mekanisme sumber gempa bumi tersebut menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Guncangan gempa bumi itu dirasakan di daerah Tambolaka, IV-V Modified Mercalli Intensity (MMI), di mana getaran dirasakan hampir semua penduduk dan banyak orang terbangun ).
Baca juga: Gempa bumi 5,0 SR guncang Pulau Sumba

Kemudian, Waingapu dengan III-IV MMI yang berarti bila pada siang hari, getaran dirasakan oleh banyak orang dalam rumah.

Bima dan Waibakul dengan III MMI merasakan getaran yang nyata dalam rumah. Getaran terasa seakan akan truk berlalu.

Labuan Bajo dengan II MMI yang berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Gempa bumi itu masih merupakan gempa bumi susulan yang terjadi pada 5 Agustus 2020 yang lalu. Hingga 9 Agustus 2020 pukul 12.00 WIB, sudah tercatat 244 gempa bumi susulan.
Baca juga: Manggarai Barat diguncang gempa bumi

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020