Peran kita adalah mendampingi mereka,
Fort Bregancon, Prancis (ANTARA) - Konferensi donor yang dilangsungkan pada Minggu (9/8) berhasil mengumpulkan janji dana sebesar 253 juta euro (sekitar Rp4,3 triliun) sebagai bantuan darurat kemanusiaan bagi Lebanon, kata presiden Prancis.

Komitmen tersebut tidak akan bergantung pada reformasi politik atau institusional, kata kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Selain itu, kata Istana Elysee tempat Macron berkantor, konferensi juga menghasilkan janji bantuan dalam jangka panjang, yang akan mensyaratkan otoritas Lebanon melakukan reformasi untuk mendapatkan bantuan itu.

Para pemimpin dunia berjanji tidak akan mengecewakan rakyat Lebanon di ibu kota negara, Beirut, yang sedang memulihkan diri setelah ledakan pada Selasa (4/8).

Negara-negara asing menuntut sikap transparan soal bagaimana bantuan tersebut akan digunakan. Beberapa negara juga menyatakan khawatir soal pengaruh Iran di negara itu melalui kelompok Syiah dukungan Iran, Hizbullah.

Macron, yang mengunjungi Beirut pada Kamis (6/8), menjadi tuan rumah konferensi melalui video.

Dalam pidato pembukaannya, ia mendesak negara-negara yang berpartisipasi untuk mengesampingkan perbedaan mereka demi membantu rakyat Lebanon.

Bantuan internasional harus dikoordinasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon, kata Macron.

Di antara tawaran bantuan yang muncul adalah dukungan untuk penyelidikan yang tidak memihak, kredibel, dan independen terhadap ledakan di Pelabuhan Beirut pada Selasa.

"Peran kita adalah mendampingi mereka," kata Macron dari kediaman musim panasnya di French Riviera.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan AS siap melanjutkan langkah untuk memberikan bantuan bagi rakyat Lebanon, kata Gedung Putih.

Sumber: Reuters

Baca juga: Paus imbau rakyat Lebanon untuk bangun koeksistensi "bebas dan kuat"

Baca juga: Macron jadi tuan rumah konferensi donor untuk Lebanon pascaledakan

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020