Tantangan ke depan tidaklah mudah. Persoalan kesehatan serta ekonomi membutuhkan kebijakan yang cepat, tepat, serta extraordinary
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan penilaian Fitch untuk mempertahankan peringkat utang Indonesia pada BBB dengan outlook stabil atau layak investasi merupakan bukti kebijakan ekonomi berada pada jalur yang tepat.

"Kebijakan ini diharapkan dapat menolong perekonomian Indonesia untuk mengantisipasi resesi, dan mengoptimalkan serta menjaga stabilitas ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani memastikan kebijakan fiskal yang dirumuskan pemerintah pada masa pandemi COVID-19 ini mendapatkan penilaian baik dari Fitch karena mampu meningkatkan pelayanan kesehatan dalam rangka menanggulangi wabah.

Kemudian, tambah dia, kebijakan stimulus yang diupayakan melalui pelebaran defisit anggaran tersebut juga dapat memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang terdampak serta meningkatkan ketahanan dunia usaha dalam menghadapi COVID-19.

Baca juga: IHSG diperkirakan kian menguat hari ini, ditopang rating RI oleh Fitch

"Tantangan ke depan tidaklah mudah. Persoalan kesehatan serta ekonomi membutuhkan kebijakan yang cepat, tepat, serta extraordinary. Pemerintah yakin Indonesia memiliki kemampuan dan modal dasar yang sangat kuat," kata Sri Mulyani.

Lembaga pemeringkat internasional Fitch telah mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil pada 10 Agustus 2020.

Dalam laporannya Fitch menyatakan bahwa stabilnya rating Indonesia didorong oleh prospek pertumbuhan jangka menengah yang baik dan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah dibandingkan negara peers dengan kategori BBB.

Fitch juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia karena telah menanggapi krisis dengan cepat dengan berbagai langkah bantuan untuk mendukung rumah tangga dan perusahaan, termasuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui dukungan fiskal yang berhati-hati.

Baca juga: Presiden Jokowi: Ekonomi RI masih berpeluang kembali ke tren positif

Fitch juga beranggapan pemerintah telah mengambil beberapa tindakan sementara yang luar biasa, yang mencakup penangguhan selama tiga tahun dari plafon defisit anggaran tiga persen dari PDB dan pembiayaan bank sentral langsung pada defisit.

Secara khusus lembaga itu ikut menyoroti upaya pemerintah untuk terus mendorong reformasi struktural, yang dalam jangka menengah panjang, berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik masuknya arus modal asing.

Salah satunya melalui Omnibus Law yang berisi sejumlah amandemen peraturan terkait dengan lingkungan bisnis untuk menyederhanakan kerangka peraturan, memudahkan pembebasan lahan, mengurangi jumlah item di daftar investasi negatif, dan memastikan fleksibilitas pasar tenaga kerja.

Sebelumnya Fitch mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook Stabil pada 24 Januari 2020.

Baca juga: Erick Thohir: Tidak "lockdown" langkah tepat jaga ekonomi nasional

Baca juga: Istana paparkan penjelasan soal Indonesia belum resesi ekonomi

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020