Jakarta (ANTARA) - Bersepeda merupakan aktivitas olahraga yang diminati dan menjadi tren masyarakat Indonesia saat pandemi COVID-19.

Karena sudah menjadi tren, maka pengayuh sepeda kini lazim ditemui di jalan raya. Mereka gowes tidak hanya saat libur atau akhir pekan, namun hampir setiap hari jalan raya kini ramai dengan pesepeda.

Lantas, bagaimana cara pengemudi kendaraan saat menghadapi pesepeda di jalan raya?

Saling menghargai
Duta merek Mitsubishi Indonesia, Rifat Sungkar yang juga hobi bersepeda, berpendapat bahwa pada dasarnya seluruh pengguna jalan harus saling menghargai dan berbagi jalan.

Ia mencontohkan, di Australia terdapat kampanye berbagi jalan dengan pesepeda di jalan raya. Kampanye “A Metter Matters”, yang artinya antara kendaraan bermesin sama dengan yang tidak menggunakan mesin harus menjaga jarak sejauh satu meter.

"Hal itu untuk mengantisipasi ketika tiba-tiba mobil berhenti, atau tiba-tiba ada mobil yang membuka pintu. Jadi sebelah-sebelahan itu harus satu meter jaraknya. Bukan depan-depanan ya," kata Rifat dalam siaran pers, Jumat.

Namun ia berpendapat, hal seperti itu agak sulit diterapkan di Indonesia karena banyak kondisi jalan yang tidak lebar.

Jaga kecepatan
Ia berpesan agar pesepeda tidak bergerombol agar tidak menghabiskan lebar jalan.

Sedangkan pemotor dan pemobil harus menjaga kecepatan ketika bertemu dengan rombongan sepeda.

"Kalau di Indonesia harus hati-hati, karena antara infrastruktur dan jumlah pesepeda itu tidak seimbang. Kita tidak bisa juga membatasi jumlah satu sama lainnya. Jadi harus ada saling pengertian sesama pengguna jalan,” pungkas Rifat.


Baca juga: Tips main game di rumah dari Rifat Sungkar

Baca juga: Rifat Sungkar masih setia dengan Xpander AP4 untuk balapan

Baca juga: Cerita dibalik turun gunungnya Rifat Sungkar di reli internasional
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020