Penerapan omnibus law perpajakan dan pemberian berbagai insentif perpajakan yang tepat dan terukur diharapkan mampu mendorong peningkatan investasi dan daya saing
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan pemberian insentif perpajakan yang tepat dan terukur mampu mendorong untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

“Penerapan omnibus law perpajakan dan pemberian berbagai insentif perpajakan yang tepat dan terukur diharapkan mampu mendorong peningkatan investasi dan daya saing nasional,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2021 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR-RI Tahun Sidang 2020 - 2021, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat.

Ia mengharapkan pemberian insentif perpajakan itu dapat menjaga kinerja iklim investasi sehingga mampu menjadi motor pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Selain itu, relaksasi kebijakan tersebut juga mampu memberikan rangsangan transformasi ekonomi.

“Pemerintah terus melakukan berbagai upaya perluasan basis pajak serta perbaikan tata kelola dan administrasi perpajakan dalam rangka meningkatkan dan menggali sumber-sumber penerimaan yang potensial,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan target penerimaan negara sebesar Rp1.776,4 triliun dalam RAPBN 2021 yang berasal dari penerimaan perpajakan Rp1.481,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp293,5 triliun.

Baca juga: Presiden : pembangunan 2021 didukung pendapatan Rp1.776,4 triliun

Beberapa saat sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo sempat empat kali menyerukan kalimat "membajak momentum krisis" saat menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020, di Gedung MPR/DPR.

Dalam pidato yang disaksikan secara virtual tersebut, Presiden menyampaikan bahwa dirinya menyambut hangat seruan moral penuh kearifan dari para ulama, pemuka agama, dan tokoh budaya untuk menjadikan momentum musibah pandemi sebagai kebangkitan baru.

Presiden menyampaikan saat ini merupakan momentum membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.

Pada momen tersebut, Presiden menyerukan untuk membajak momentum krisis.

"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju," ujar Presiden.

Baca juga: Pemerintah anggarkan Rp356,5 triliun dukung Pemulihan Ekonomi Nasional

Baca juga: Presiden: Defisit anggaran 5,5 persen akan dikelola secara hati-hati


Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020