Jakarta (ANTARA) - Defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China selama semester I/2020 mengecil, sedangkan nilai investasi China di Indonesia meningkat.

Data Kedutaan Besar RI di Beijing yang diperoleh ANTARA, Sabtu, menyebutkan bahwa China menjadi mitra dagang terbesar Indonesia dengan total perdagangan kedua negara pada periode tersebut mencapai 35,6 miliar dolar AS.

Selama paruh pertama tahun 2020, China masih mengalami surplus terhadap Indonesia sebesar 986 juta dolar AS, namun defisit perdagangan Indonesia terhadap China mengecil sekitar 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Beberapa produk unggulan Indonesia mencatat kenaikan signifikan, di antaranya batubara yang nilai ekspornya ke China naik 74,42 persen, besi dan baja (196,40 persen), sarang burung walet (189,61 persen), ikan beku (53,78 persen), buah tropis (22,29 persen), buah dalam kemasan (320,27 persen), ikan kalengan (92,59 persen), sepatu (24,59 persen), perkakas rumah tangga (30,87 persen), kayu olahan (222,44 persen), dan elektronik (14,70 persen).

Sementara di sektor investasi, selama periode tersebut China masih kukuh di peringkat kedua sebagai negara asal investasi asing terbesar di Indonesia setelah Singapura.

Selama semester I/2020, nilai investasi China di Indonesia mencapai 2,4 miliar dolar AS atau naik sembilan persen dibandingkan periode I/2019.

Catatan positif hubungan dagang dan investasi kedua negara justru terjadi di tengah pandemi global.

Pada triwulan II/2020 perekonomian China tumbuh 3,2 persen setelah mengalami penyusutan sebesar 6,8 persen pada triwulan I/2020.

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun berharap catatan positif perekonomian China itu bisa mendorong peningkatan kerja samanya dengan Indonesia. 

Baca juga: Presiden Jokowi: Ekonomi RI diproyeksi pulih tercepat setelah China

Baca juga: Luhut: Indonesia butuh tenaga kerja asing karena SDM lokal tidak cukup

Baca juga: Menanti kabar gembira uji klinis Vaksin Sinovac di Indonesia


 

Menlu: Indonesia terus promosikan investasi di tengah pandemi


 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020