Saat ini kaum milenial hanya butuh dua jempol untuk mengisi kemerdekaan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengajak generasi muda atau milenial mengisi kemerdekaan dengan memberi ide, gagasan, dan tindakan nyata seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa Indonesia.

Dia menilai tugas generasi muda sekarang mengisi kemerdekaan, bukan dengan mengangkat senjata atau melakukan diplomasi politik kebangsaan seperti yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan pada masa sebelum merdeka.

"Saat ini generasi muda berjuang sekarang adalah memberi ide, gagasan, dan tindakan nyata untuk mengisi kemerdekaan agar bangsa ini seperti yang dicita-citakan oleh para pahlawan. Ayo kita lanjutkan perjuangan para pahlawan untuk membangun bangsa dan negara," kata Jazilul dalam keterangannya, di Jakarta, Senin.
Baca juga: MPR: Indonesia berumur panjang karena rakyat kedepankan persatuan
 

Hal itu dikatakan Jazilul saat menjadi narasumber webinar bertajuk "Peran Pemuda Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan" yang digelar oleh OSIS SMA Global Islamic School, Condet, Jakarta Timur.

Jazilul menilai di era ketika kemajuan teknologi informasi demikian maju dan pesat, cara mengisi kemerdekaan harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga diharapkan generasi milenial mampu menguasai teknologi informasi.

"Saat ini kaum milenial hanya butuh dua jempol untuk mengisi kemerdekaan, itu bisa terjadi sebab sekarang era digital," ujarnya lagi.

Dalam era seperti itu, menurut Jazilul, generasi milenial yang memiliki keahlian masing-masing, seperti dalam bidang ekonomi, pertanian, dakwah, politik maupun yang lainnya, dengan aplikasi teknologi yang ada, dengan menggunakan dua jempolnya, bisa menunjukkan kreasi dan tindakan nyata untuk mengisi kemerdekaan.

Namun, menurut politisi PKB itu, di era ketika teknologi informasi yang demikian maju dan pesat, generasi milenial harus bisa mengendalikan diri.

"Jika tidak, generasi milenial akan dicekoki informasi dan hiburan yang tidak mendidik. Anak muda sekarang lebih suka main 'game' atau menonton drama Korea (drakor) daripada mendengar musik religi atau ayat-ayat suci Al Quran," katanya pula.

Karena itu, menurut dia, tidak heran jika anak muda saat ini lebih kenal Le Min Ho daripada Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, dan pahlawan nasional lainnya yang merupakan dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi.

Dalam webinar tersebut, Jazilul juga mengingatkan agar generasi milenial peduli dan waspada pandemi COVID-19 dan mengajak anak-anak muda memberikan ide dan gagasan dalam penanggulangan pandemi.
Baca juga: MPR: HUT RI momentum kembangkan potensi di berbagai wilayah

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020