Kendari (ANTARA News) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mempertanyakan keseriusan investor pangan asal Timur Tengah, diantaranya Bin Laden Group.

"Bagaimana tindak lanjut Al Dahra Agricultur yang sudah menjajaki peluang investasi di daerah ini sejak pertengahan 2009 lalu," kata anggota DPRD Sultra Nursalam Lada di Kendari, Minggu.

Selain Al Dahra Agricultur, juga rencana investasi Bin Laden Grup di sektor pangan dengan modal sekitar Rp18 trilun. Belum lagi pengusaha asal negara Malaysia yang berencana menanamkan modalnya di sektor rumput laut.

"Mana investor yang nota bene memiliki kekuatan modal dan serius? Rakyat Sultra bosan dengan iming-iming investasi. Saat ini pemerintah daerah terus menerus negosiasi dengan investor tambang. Kita semua berharap tidak berakhir dengan kebohongan," kata Nursalam.

Staf ahli Gubernur Sultra bidang investasi, Laode Masihu Kamaluddin pertengahan tahun 2009 memboyong perusahaan mapan di bidang pertanian, Al Dahra Agricultural untuk menanamkan modalnya Indonesia, khususnya Sultra karena aman dan tanahnya subur.

Al-Dhara adalah perusahaan yang menggantikan posisi Bin Laden Group yang batal berinvestasi pangan di Sultra karena terkena dampak krisis global. Al-Dahra aman dari krisis global, kata Laode saat itu.

Perusahaan asal Timur Tengah tersebut sudah meninjau lokasi yang disiapkan pemerintah Sultra di Kabupaten Konawe Utara (Konut) sekitar 150 kilometer dari Kota Kendari, ibukota Provinsi Sultra.

Pimpinan Al-Dahra, Mamoon Othan mengatakan potensi investasi pangan di daerah ini menjanjikan karena lahanya luas, rata dan sumber mata air dekat.

"Bagi Al-Dahra tidak masalah berapa pun besaran investasi. Berapa pun kesiapan lahan kami siap biayai," katanya.

Luas lahan investasi yang diharapkan Al-Dahra khususnya di Indonesia adalah 100 ribu hektare, namun untuk di Sultra ditargetkan 30 ribu hektare.

Staf Al-Dahra Agricultural, Nur Ali mengatakan bisnis bidang pertanian di Indonesia khususnya di Sultra menjanjikan dibandingkan dengan di Mesir.

"Kondisi geografis Mesir yang kering karena gurun pasir sulit mendapatkan air untuk mengairi lahan persawahan" kata Nur Ali dalam bahasa Inggris.

Secara terpisah Pj Bupati Konawe Utara Hery Hermansyah Silondae mengatakan pemerintah dan rakyat Konawe Utara siap menerima kehadiran investor.

"Pemerintah bersama rakyat membuka diri terhadap kehadiran Al-Dahra Agricultural yang bergerak di bidang pangan," kata Hery.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010