Sekarang lebih banyak permintaan untuk proteksi, kembali ke produk tradisional asuransi. Tak hanya permintaan baru, pemegang polis eksisting pun banyak yang tambah premi untuk proteksi
Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Jiwa Indosurya Sukses (Indosurya Life) mengklaim premi proteksi jiwa dan kesehatan perseroan meningkat seiring pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung.

Direktur Utama Indosurya Life Lucky Siahaan dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, mengatakan, di masa pandemi ini kebanyakan orang sudah merasakan perlu memproteksi dirinya mengingat faktor risiko yang meningkat.

"Sekarang lebih banyak permintaan untuk proteksi, kembali ke produk tradisional asuransi. Tak hanya permintaan baru, pemegang polis eksisting pun banyak yang tambah premi untuk proteksi," ujar Lucky.

Ia menjelaskan, seluruh nasabah pemegang polis, baik eksisting maupun nasabah baru, memang akan tercover oleh risiko COVID-19. Pihak Indosurya, memastikan akan membayar berapapun klaim yang diajukan sesuai dengan dengan manfaat yang didapatkan pemegang polis.

"Kami berharap seluruh nasabah sehat. Tapi, jika ada klaim terkait COVID-19, kami akan bayarkan sesuai manfaat dalam premi pertanggungan, selama di luar pengecualian seperti bunuh diri atau terbunuh karena melakukan kejahatan," kata Lucky.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), sejak awal COVID-19 merebak hingga Juni 2020, industri asuransi jiwa telah membayarkan klaim sekitar Rp216 miliar. Dana tersebut hanya terkait COVID-19, sementara klaim lainnya tetap berjalan.

Untuk Indosurya Life, hingga pertengahan Agustus 2020, perusahaan asuransi yang telah beroperasi sejak 2013 itu sudah membayarkan manfaat asuransi terkait COVID-19 kepada empat orang nasabahnya, dengan klaim di kisaran ratusan juta rupiah.

"Satu klaim meninggal, tiga klaim kesehatan," ujarnya.

Total klaim dan manfaat kepada nasabah yang sudah dibayarkan Indosurya Life hingga akhir semester I 2020 mencapai Rp630 miliar.

Lucky menuturkan, pandemi yang melanda dunia memang memberikan imbas kepada semua sektor. Namun bagi Indosurya Life, sulitnya melakukan penjualan secara tatap muka langsung, justru memberi kesempatan dan peluang untuk melakukan transformasi digital di sisi "front end & back end".

"Ini kesempatan untuk kami mengoptimalkan penjualan secara digital. Tahun ini, kami rasa sudah cukup cepat improvement kami untuk digitalisasi," ujar Lucky.

Ia pun yakin, dengan segala persiapan, konsolidasi internal dan tranformasi bisnis yang dijalankan saat ini, Indosurya Life akan mampu menjangkau lebih banyak lagi potential customer. Termasuk melakukan penetrasi lebih dalam pasar asuransi jiwa di Indonesia, setelah dampak akibat pandemi mereda dan daya beli kembali meningkat.

Setidaknya, untuk mewujudkan pencapaian itu, Indosurya saat ini tengah mempersiapkan produk baru yang diseuaikan dengan kebutuhan terkini.

"Kami sudah submit tiga produk ke OJK. Jika sudah mendapat approval dari OJK, kami segera luncurkan," kata Lucky.

Terkait dengan permodalan, Indosurya Life memastikan sudah mempersiapkan beberapa strategi untuk memperkuat posisinya di bisnis asuransi nasional. Saat ini dikabarkan bahwa sejumlah pihak baik lokal maupun asing, tengah melakukan penjajakan untuk mengakuisisi Indosurya Life. Setelah beralih pemegang saham, juga akan digelar "right issue" untuk menambah permodalan perusahaan.

"Jadi dalam waktu dekat akan ada suntikan dana segar. Ditargetkan sebelum akhir tahun selesai. Karenanya, soal permodalan, bisa dibilang bukan masalah," ujar Lucky.

Baca juga: Reasuransi: POJK 39/2020 pacu industri tingkatkan daya saing

Baca juga: Anggota DPR ingin OJK selamatkan kinerja industri asuransi

Baca juga: Bamsoet desak OJK segera tuntaskan sengkarut AJB Bumiputera

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020