Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berharap program subsidi gaji bagi pekerja/buruh bisa meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan konsumsi rumah tangga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kita harapkan sekali lagi dengan bantuan ini konsumsi rumah tangga tidak terganggu, daya beli masyarakat jadi meningkat, dan kita harapkan pertumbuhan ekonomi negara kita Indonesia kembali pada posisi normal, itu yang kita inginkan," katanya di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Presiden menyampaikan hal itu saat menyerahkan secara simbolis subsidi gaji kepada 15 orang perwakilan penerima subsidi yang antara lain terdiri atas guru honorer, petugas pemadam kebakaran honorer, karyawan hotel, perawat, dan petugas kebersihan.

Pemerintah memberikan subsidi gaji senilai Rp600.000 per bulan selama empat bulan atau total Rp2,4 juta kepada 15.725.232 pekerja swasta dan pegawai honorer di instansi pemerintah dengan upah kurang dari Rp5 juta per bulan yang sudah terdaftar sebagai peserta program jaminan BPJS Ketenagakerjaan paling lambat 30 Juni 2020.

Penyaluran subsidi dilakukan dua kali dengan nilai masing-masing Rp1,2 juta setiap kali penyaluran.

Pada tahap pertama, subsidi gaji disalurkan melalui bank-bank milik pemerintah kepada 2,5 juta pekerja yang datanya sudah diverifikasi.

Dalam acara peluncuran program subsidi gaji, Presiden berbincang dengan beberapa pekerja penerima bantuan.

Dia bertanya kepada seorang perawat di Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading mengenai kepatuhannya membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan/BPJAMSOSTEK dan perawat itu menjelaskan bahwa pembayaran iuran dilakukan oleh pengelola rumah sakit tempat dia bekerja.

Presiden kemudian meminta dia mengecek rekening untuk memastikan subsidi gaji dari pemerintah sudah masuk. "Semua sudah terima di account, entah di tabungan, entah di bank, sudah diterima? Berapa yang diterima, lihat dulu, jangan-jangan kebanyakan nanti," kata Presiden.

"Siap sudah Pak, yang kita terima Rp1,2 juta," jawab perawat tersebut sambil melihat ke buku tabungan di tangannya.

"Ibu terima Rp1,2 juta, bulanan sudah dapat gaji juga, mau dipakai apa?" tanya Presiden.

Setelah jeda sekitar 10 detik, perawat itu menjawab, "Sebelumnya saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada Bapak, pemerintah, dan Jamsostek yang sudah memberikan kepada kami semua yang membutuhkan bantuan."

"Saya pribadi dengan adanya COVID-19 ini kita memang sangat mengalami kesulitan. Kita di RS juga mengalami penurunan, satu bulan itu setiap karyawan itu mendapatkan namanya cuti di luar tanggungan, jadi kita setiap bulan itu dipotong gaji," katanya dengan suara tersendat.

Presiden kemudian mengemukakan bahwa pandemi COVID-19 membuat perusahaan mikro, perusahaan kecil, perusahaan menengah, sampai perusahaan besar di dunia mengalami kesulitan.

"Bukan hanya di Indonesia mengalami kesulitan. Baik yang namanya rumah sakit, perusahaan garmen, perusahaan otomotif, semuanya mengalami hal yang sama. Bahkan yang namanya pemerintah daerah pun mengalami hal yang sama karena income-nya (pendapatannya) anjlok, turun," katanya.

"Pemerintah (pusat) juga sama, income, pendapatannya juga turun. Ya memang keadaannya seperti itu, kita buka apa adanya. Tapi pertanyaan saya tadi belum dijawab, mau dipakai apa? Kalau boleh tahu, kalau enggak, enggak apa-apa," kata Presiden, melanjutkan pertanyaannya kepada perawat tadi.

"Kalau saya secara pribadi untuk transportasi, kan sekarang juga dengan adanya COVID ini kan transportasi kita harganya mahal, apalagi gaji kita dipotong, bisa juga untuk kebutuhan pribadi kita," katanya.

Presiden juga berdialog dengan seorang guru honorer penerima subsidi gaji.

"Ada guru honorer? Ibu rutin ya bayar iuran Jamsostek, yang bayar dari sekolah berarti?" tanya Presiden.

"Bukan Pak, dari Pemprov DKI, Dinas Pendidikan, langsung potong gaji," jawab ibu guru honorer itu.

Selain itu, Presiden menanyakan rencana guru honorer itu menggunakan dana subsidi gaji dari pemerintah.

"Dengan adanya pandemi COVID-19, adanya perubahan cara belajar mengajar, tentu segala kegiatan itu dilaksanakan di rumah, terutama untuk saya pribadi yang masih tinggal di kontrakan tentu berpengaruh kepada pembayaran listrik air, karena aktivitas kita setiap hari ada di rumah, selanjutnya penambahan mungkin untuk biaya operasional, untuk membeli kuota," jawab guru honorer itu.

Presiden lalu berbincang dengan Bayu, petugas pemadam kebakaran honorer dari Kota Depok, menanyakan untuk apa dia akan menggunakan subsidi gaji dari pemerintah.

"Alhamdulillah saya sudah berkeluarga, punya anak istri, mudah-mudahan dengan adanya bantuan ini saya pakai untuk kehidupan keluarga sehari-hari sama biaya sekolah anak. Sekarang sekolah anak sistem online Pak, ya kebanyakan jajan semua, kalau anak kecil sering jajan," jawab Bayu.

Presiden mengemukakan bahwa vaksin COVID-19 diharapkan sudah bisa diproduksi pada Desember 2020 atau Januari 2021 dan setelah vaksinasi dilakukan masalah-masalah akibat pandemi harapannya bisa diatasi. "Dan kita Insya Allah kembali pada posisi yang normal," katanya.

Baca juga:
Presiden: Subsidi gaji penghargaan bagi yang taat bayar iuran BPJS
Presiden Jokowi luncurkan bantuan subsidi gaji bagi 15,7 juta pekerja

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020