Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan salah satu tantangan duta damai dunia maya adalah memberikan kontra narasi alternatif yang mencerdaskan masyarakat dalam melawan narasi-narasi kelompok radikal terorisme.

Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, dalam rilisnya, Kamis, mengatakan narasi-narasi perdamaian, kebangsaan, dan toleransi diharapkan menjadi masif dan dilakukan bersama-sama oleh seluruh duta damai melalui website maupun di media sosial (medsos).

“Kami menyadari betapa pentingnya suatu gerakan bersama khususnya generasi muda untuk selalu memberikan pembanding sekaligus pencerahan bagi masyarakat dengan membanjiri dunia maya dengan konten positif dan pesan damai,” ujar Hendri saat menutup “Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Kalimantan Timur Melalui Asistensi Bidang Penulisan, Desain, Komunikasi Visual dan IT Dalam Rangka Pencegahan Terorisme Bulan Agustus T.A. 2020” di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis.

Baca juga: BNPT: Penanggulangan terorisme harus terintegrasi antarlembaga

Hendri mengungkapkan program duta damai dunia maya ini merupakan salah satu program unggulan BNPT dalam melibatkan generasi muda untuk membanjiri dunia maya dengan pesan damai dan konten perdamaian.

BNPT telah memiliki komunitas duta damai di 13 provinsi dengan jumlah anggota 780 orang. Sebagai komunitas yang bersifat kerelawanan dan tidak mengikat, dalam perjalanannya para anggota duta damai ini mengalami dinamika.

Oleh karena itu, kata Hendri, untuk tetap menjaga soliditas di setiap daerah dipandang penting untuk melakukan regenerasi dan kaderisasi agar duta damai dunia maya terus berjalan dan tetap produktif.

“Tahun ini Kaltim mendapat kesempatan pertama untuk melakukan regenerasi keanggotaan. Semoga regenerasi ini menjadi energi tambahan bagi duta damai dunia maya Kaltim untuk terus berkarya dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa,” kata mantan Danrem 173/Praja Vira Braja.

Ia menegaskan bahwa generasi muda sangat penting dilibatkan dan dirangkul dalam upaya menyebar konten damai di dunia maya.

Baca juga: Kepala BNPT harapkan pokja buat cetak biru deradikalisasi

Menurut dia, fakta menunjukkan jaringan terorisme dan dunia maya telah menandai momentum lahirnya fenomena baru yaitu terorisme di dunia maya atau "cyber terrorism". Dalam fenomena ini, kata Hendri, pola propaganda, rekrutmen, dan indoktrinasi telah mengalami transformasi dari konvensional ke digital.

“Hari ini kita tidak lagi terkejut ada pelaku teror yang mengalami radikalisasi hanya melalui dunia maya yang tidak bertemu dan tidak terikat dengan jaringan besar kelompok teroris. Fenomena baru ini tentu sangat mengkhawatirkan,” katanya.

Direktur Pencegahan BNPT Kombes Pol R Ahmad Nurwahid mengatakan duta damai dunia maya harus memiliki imunitas ideologi bahwa Indonesia adalah Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI sesuai konsensus nasional.

“Harus diwaspadai kelompok radikal, selalu mendikotomi antara nasionalisme, Pancasila, dan agama. Mohon kepada para anggota duta damai membuat konten harus milenial, kekiniaan, tapi tolong nuansa agama jangan ditinggalkan. Mereka selalu membenturkan agama yang dipahami secara tekstualistik dengan Pancasila, budaya, kearifan lokal,” kata Ahmad Nurwahid.

Baca juga: BNPT : Penanggulangan terorisme berbasis pembangunan kesejahteraan

Ia menambahkan penekanan ini sangat penting sebelum duta damai dunia maya melangkah lebih jauh dalam menjalani tugasnya sebagai relawan penyebar konten perdamaian di dunia maya.

"Dengan memiliki imunitas ideologi, duta damai dunia maya akan lebih optimal dan efektif dalam membuat produk kontra narasi yang dihasilkan," kata Ahmad Nurwahid.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020