Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah kembali menerbitkan global bonds atau Surat Utang Negara dalam valuta asing sebesar 2 miliar dolar AS yang akan digunakan untuk pembiayaan APBN.

Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rachmat Waluyanto di Jakarta, Rabu mengatakan penerbitan ini merupakan program Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia yang telah di"upsize" pada tanggal 5 Januari 2010.

"Penawaran ini terdiri atas 1 (satu) tranche sebesar 2 miliar dolar AS untuk jangka waktu 10 tahun yang akan jatuh tempo Maret 2020 dengan yield enam persen, harga 99,044 persen, dan kupon 5,875 persen," katanya seraya menambahkan bahwa transaksi ini menghasilkan kelebihan permintaan sebesar 2,3 kali atau Rp4,5 miliar.

Sementara alokasi berdasarkan jenis investor adalah asset management 69 persen, perbankan 14 persen, asuransi 11 persen, dan investor ritel/individu enam persen. Sementara partisipasi investor dalam negeri mencapai tujuh persen dari pemesanan akhir.

Rating RI untuk global bonds ini adalah dari Moody`s Ba2 (stable), S&P memberikan nilai BB- (positive), dan oleh Fitch diberi nilai BB (stable). Sementara joint lead managers dan joint bookrunners transaksi ini adalah Barclays Capital, Citi, dan Credit Suisse.

Pada Selasa (12/1) kemarin, Pemerintah juga menambah jumlah utang sebesar Rp7,5 triliun melalui penjualan empat seri obligasi negara/surat utang negara (SUN) melalui lelang.

Jumlah Rp7,5 triliun itu lebih besar dari jumlah indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp5 triliun. Jumlah itu ditujukan untuk sebagian pembiayaan dalam APBN 2010.

Rincian hasil lelang 4 seri SUN itu adalah seri SPN20110113 sebesar Rp1,1 triliun dari penawaran yang masuk sebesar Rp3,88 triliun. SUN ini akan jatuh tempo 13 Januari 2011.

Seri FR0027 sebesar Rp1,45 triliun dari penawaran yang masuk sebesar Rp3,7 triliun. Yield (imbal hasil) seri ini sebesar 8,18 persen dan akan jatuh tempo 15 Juni 2015.

Seri FR0028 sebesar Rp2,7 triliun dari penawaran yang masuk Rp4,22 triliun dengan imbal hasil 8,69 persen dan akan jatuh tempo 15 Juli 2018.

Seri FR0052 sebesar Rp2,25 triliun dari penawaran yang masuk Rp3,07 triliun dengan yield 10,51 persen dan akan jatuh tempo 15 Agustus 2030.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010