Pada saat sektor lainnya lebih banyak melakukan impor dan tidak bisa mengekspor, sektor perikanan lah yang bisa ekspor saat ini
Banyumas (ANTARA) - Sektor perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang bernilai positif saat pandemi, kata Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Coco Kokarkin Soetrisno.

"Pada saat sektor lainnya lebih banyak melakukan impor dan tidak bisa mengekspor, sektor perikanan lah yang bisa ekspor saat ini," katanya di Embung Rawa Bener, Desa Piasa Kulon, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.

Coco mengatakan hal itu saat memberi sambutan dalam acara "Restocking Benih Ikan Nilem dan Penyerahan Benih Ikan untuk Kelompok Pembudi Daya Ikan (Pokdakan)" di Kabupaten Banyumas dengan tema "Peduli Lingkungan untuk Masa Depan".

Acara yang dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI Sunarna, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, dan sejumlah pejabat itu diawali dengan penebaran 50.000 benih ikan nilem ke dalam Embung Rawa Bener.

Bahkan, dia mengakui harga beberapa komoditas ikan saat sekarang cenderung naik dan pasar ikan maupun udang Indonesia cenderung meningkat.

"Ini adalah sebuah berkah dari Allah SWT yang harusnya kita perjuangkan supaya kita bisa menikmatinya," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan dalam membangun sektor perikanan khususnya perbenihan, bukan dimulai dari hulu melainkan dari hilir.

Dalam hal ini, kata dia, harus dilihat dulu pasarnya sebelum menentukan jenis ikan yang akan dibudidayakan.

Dia mencontohkan jika untuk konsumsi masyarakat, berarti ikan yang dibudidayakan seperti lele, patin, gurami, dan ikan-ikan lainnya.

Akan tetapi jika pasar yang didapat adalah pasar ekspor, dia mengajak perbenihan untuk pasar ekspor.

"Kalau kita sama-sama bertekad akan menjadikan Banyumas menjadi kabupaten yang menghasilkan sidat kualitas ekspor ke Jepang. Tadi saya tawarkan, bukan hanya Jepang pasarnya, Jerman dan Belanda adalah konsumen sidat yang lumayan tinggi," katanya.

Menurut dia, pengusaha-pengusaha dari Jerman dan Belanda perlu diajak untuk ikut memasarkan sidat asal Banyumas selain mengembangkan pasar tradisional di Jepang.

Sementara itu, Sunarna mengatakan bantuan benih ikan yang ditebar di Embung Rawa Bener maupun diserahkan kepada pokdakan merupakan bagian kecil dari bantuan diberikan oleh pemerintah melalui KKP dan Komisi IV DPR RI.

"Nanti, setelah dari sini, kami akan ke Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, untuk melakukan kegiatan yang sama, tebar benih ikan," kata Anggota Fraksi PDIP dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII Banyumas dan Cilacap itu.

Saat ditemui wartawan usai acara, Sunarna mengatakan pasar untuk komoditas ikan konsumsi di Kabupaten Banyumas cukup besar karena jumlah penduduknya mencapai 1,8 juta jiwa.

"Market share-nya kalau kita bicara 5 persen atau enggak usah 5 persen, 3 persen saja besar sekali. Berapa besar yang dibutuhkan konsumsi oleh masyarakat, padahal rata-rata di sini hampir sekitar 4-6 persen," jelasnya.

Terkait dengan hal itu, dia mengaku sudah berbicara dengan Direktur Perbenihan KKP terkait dengan upaya agar hasil yang dibudidayakan lebih efisien dan keuntungan maupun nilai tambah yang diperoleh pembudidaya menjadi lebih besar sehingga lebih menggairahkan masyarakat petani ikan.

Baca juga: Saat pandemi, KKP gencar salurkan benih bermutu ke daerah
Baca juga: Cegah kepunahan, 188.000 bibit ikan Nilem ditebar ke Danau Maninjau

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020