Tokyo (ANTARA) - Juru bicara utama pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, selangkah lebih dekat untuk menjadi perdana menteri setelah partai yang berkuasa pada Selasa, memilihnya sebagai pengganti Shinzo Abe.

Suga juga telah memenangkan dukungan dari faksi terbesar Partai Demokrat Liberal (LDP), menurut laporan media, membuatnya menjadi kandidat kuat untuk menggantikan Abe, yang tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya karena alasan kesehatan pada Jumat (28/8).

Suga belum secara terbuka mengumumkan pencalonannya sebagai pemimpin LDP tetapi telah mengindikasikan secara pribadi bahwa dia bermaksud mencalonkan diri, kata seorang sumber kepada Reuters.

Media melaporkan dia akan secara resmi mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri pada Rabu (2/9).

Pemimpin partai hampir pasti akan menjadi perdana menteri karena mayoritasnya ada di majelis rendah parlemen.

Suga (71) secara luas diharapkan untuk tetap mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Abe, termasuk strategi "Abenomics" yang bertujuan untuk menghidupkan kembali ekonomi dan menjaganya tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Seorang politisi mandiri, Suga dipilih oleh Abe pada 2012 untuk peran penting sebagai sekretaris kabinet, bertindak sebagai juru bicara pemerintah, mengoordinasikan kebijakan, dan mengawasi kinerja birokrat.

Saingan Suga yang paling mungkin untuk posisi teratas adalah mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba dan mantan menteri luar negeri Fumio Kishida.

Keputusan dewan umum LDP untuk mencegah anggota partai tanpa pangkat dan jabatan keluar dari pemungutan suara kepemimpinan memberi Suga, dengan para pendukungnya yang kuat, peningkatan dalam persaingan.

Ishiba yang lebih populer di kalangan pemilih, serta ratusan anggota partai lainnya menentang format tersebut.

"Saya pikir baik untuk demokrasi dan untuk partai, ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya," kata Ishiba di TV Asahi.

Hindari kekosongan politik

Sekretaris Jenderal LDP, Toshihiro Nikai, yang fraksinya mendukung Suga, mengatakan pemungutan suara yang disederhanakan, oleh anggota parlemen partai dari kedua kamar parlemen dan kepala daerah, akan dilakukan demi kecepatan.

"Kami harus memilih pemimpin baru secepat mungkin untuk menghindari terciptanya kekosongan politik," kata Nikai kepada wartawan.

Ketua Dewan Umum LDP Shunichi Suzuki mengatakan pemungutan suara itu bulat, dengan beberapa khawatir bahwa proses yang berkepanjangan akan membebani kesehatan Abe.

"Jika kami mengadakan pemilihan dengan spesifikasi penuh, itu akan memakan waktu dua bulan untuk menyelesaikannya," kata dia kepada wartawan, kemudian menambahkan bahwa pembuatan kebijakan tentang anggaran dan langkah-langkah penanganan virus corona juga akan terpengaruh.

Pada Senin (31/8), legislator LDP yang lebih muda telah bertemu dengan Nikai untuk menyampaikan permintaan dari lebih dari 140 anggota parlemen dan sekitar 400 anggota parlemen partai lokal untuk pemungutan suara skala penuh. Beberapa cabang lokal termasuk Osaka juga menuntut hal yang sama.

LDP diperkirakan akan mengadakan pemungutan suara kepemimpinan pada 14 September, dengan pengumuman resmi pada Rabu.

Pasar keuangan juga mendukung dan tampaknya telah memperhitungkan kemenangan Suga.

"Dia dianggap sebagai pemimpin kebijakan yang sangat efektif dalam partai dan birokrasi dan merupakan kunci sukses masa jabatan Abe," kata John Vail, kepala strategi global di Nikko Asset Management.

"Pengalaman Suga dengan situasi virus, termasuk tindakannya yang tepat untuk menghentikan sepenuhnya, adalah kuncinya, karena ini adalah perhatian terbesar Jepang saat ini," tambahnya.

Pesaing lain yang mungkin adalah Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Taro Kono, yang keduanya mengatakan pada Selasa bahwa mereka belum memutuskan apakah akan mencalonkan diri, sementara mantan menteri kabinet Seiko Noda mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri.


Sumber: Reuters
Baca juga: Jubir pemerintah Jepang: terlalu dini bicarakan era pasca-Abe
Baca juga: PM Jepang berencana umumkan kondisi kesehatannya pekan ini
Baca juga: Jepang mungkin terapkan kembali status darurat bila kondisi memburuk

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020