Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 47 guru dari tujuh provinsi di Indonesia akan mengajar materi bahasa dan budaya Indonesia di sejumlah sekolah di Australia, kata Manajer Pusat Pendidikan Australia, Josephine Ratna, di Surabaya, Rabu.

"Mereka akan kami berangkatkan pada 21 Februari mendatang untuk memberikan pelajaran tentang bahasa dan budaya Indonesia selama tiga pekan di Australia," katanya.

Dari jumlah itu Jawa Timur merupakan provinsi terbanyak yang mengirimkan guru ke Australia, yakni 10 orang. Diikuti DKI Jakarta delapan orang, Bali (7), Nusa Tenggara Barat (7), Sulawesi Selatan (6), Kalimantan Barat (5), dan Sumatera Selatan (4).

Mereka berasal dari 24 sekolah negeri di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional, dua sekolah negeri di bawah Kementerian Agama, delapan sekolah swasta Islam, 11 sekolah swasta Katolik, satu sekolah swasta umum, dan satu sekolah Islam berasrama/pondok pesantren.

Selama berada di Australia mereka akan ditempatkan di 31 sekolah negeri, 11 sekolah swasta, dan empat sekolah Katolik.

"Biaya pemberangkatan dan akomodasi selama tinggal di sana ditanggung pemerintah Australia melalui program kemitraan Australia-Indonesia Pengembangan Hubungan melalui Dialog Antar-Budaya dan Peningkatan Keterlibatan (BRIDGE)," kata Josephine saat ditemui di kantor Pemprov Jatim.

Menurut dia program yang digagas Myer Foundation itu telah menimbulkan dampak positif pada peningkatan jumlah peminat pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia.

Penandatanganan program BRIDGE dilakukan antara Pemerintah Australia dan Dinas Pendidikan Jatim di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya pada 6 November 2008.

Hingga 2009 sudah 31 guru asal berbagai daerah di Indonesia yang telah diberangkatkan ke Australia untuk memberikan materi pelajaran tentang bahasa dan budaya Indonesia di sejumlah sekolah di Australia.

Pemberangkatan 47 guru pada 21 Februari 2010 itu nanti merupakan fase terakhir program tersebut.

Pemerintah Australia memberikan prioritas utama terhadap pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum pendidikan untuk sekolah mulai tingkat dasar hingga menengah.

"Tahun ini pemerintah telah memberikan prioritas utama terhadap bahasa Indonesia, selain bahasa Jepang, China, dan Korea," kata Manajer Program Internasional, Asia Education Foundation (AEF), Aaron O`Shannessy, kepada ANTARA di Surabaya, beberapa waktu lalu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010