Alphabetic adalah album yang menyuarakan keprihatinan tentang kondisi sosial di Indonesia
Surabaya (ANTARA) - Musisi yang juga seniman lukis sketsa bergerak, Doddy Hernanto atau yang akrab dipanggil Mr D meluncurkan Album Alphabetic secara daring yang berisi tujuh lagu, dengan membawa pesan mengajak masyarakat agar tetap tenang menghadapi pandemi COVID-19.

"Ini bukan lagu belajar mengeja huruf untuk anak-anak kecil. Alphabetic adalah album yang menyuarakan keprihatinan tentang kondisi sosial di Indonesia," kata Mr D dalam peluncuran album secara virtualnya di Surabaya, Rabu.

Baca juga: Moeldoko kunjungi seniman ludruk Kartolo bahas penanganan COVID-19

Mr D yang juga menjabat sebagai Duta Satwa Liar Indonesia itu mengatakan, dalam setiap lagu dan musiknya dibuat untuk mendorong masyarakat agar tetap semangat dan berhati-hati menjalani hidup di tengah pandemi COVID-19, serta bisa mematuhi protokol kesehatan.

Lelaki kelahiran Mojokerto 59 tahun lalu itu mengaku, beberapa musik dalam album itu sebenarnya telah dibuat beberapa tahun lalu, dan sempat terbengkalai, karena sibuk manggung dari satu kota ke kota lain.

Oleh karena itu, di saat berada di RumahAja, Mr D mempunyai banyak waktu dalam menggarap lagu, sehingga mampu menelurkan Album Alphabetic.

"Album ini sempat terbengkalai hampir 5 tahun. Lagu pertama, ABC, rilis pada 2015,’’ kata Doddy.

Baca juga: Konser musik 'drive-in' siap diselenggarakan di Ubud Bali

Judul lagu ABC artinya, Always Be Calm atau tetap tenang. Dalam tembang ini, Chris Beckley ikut ambil bagian sebagai lead gitaris asal Amerika.

"Jangan panik, jangan pula lantas menyebar berita yang tidak baik. Meskipun sudah masuk iTunes pada 2015, narasi lagu tersebut masih tetap relevan dengan kondisi masyarakat seperti sekarang ini," katanya.

Ia mengatakan, ABC pada iTunes punya unsur humming, sedangkan pada album ini ada narasi asmaul husna yang terdengar saat musik diputar. Tetapi musiknya tetap sama.

"Tapi harus pakai headset kalau mau dengar asmaul husna. Kalau pakai speaker aktif tidak seberapa kentara,” ungkap pria yang piawai membuat sketsa bergerak itu.

Baca juga: Bamsoet serahkan bantuan bagi seniman dan jurnalis TVRI

Sebagaimana ABC, lagu-lagu yang lain juga terdiri atas singkatan huruf-huruf alfabet secara berurutan, misalnya DEF yang bermakna Don’t Ever Fear. Jangan takut dengan pesan agar masyarakat tidak takut dan tetap semangat menjalani hari demi hari.

"Mekipun ada ancaman sakit mematikan. Lagu
GHI bermakna Give Her Interest. Her yg dimaksud di sini adalah Ibu Pertiwi. Keadaan memang kian sulit. Berilah hal-hal yang menarik dan saya ingin mengingatkan semua orang agar tetap peduli pada sesama," katanya.

Selanjutnya lagu JKL adalah Just Keep Loving, yang mempunyai pesan agar tetap saling menyayangi antarumat manusia, hewan dan tumbuhan. "Intinya semesta perlu dijaga dan dicintai. Dengan saling membagi cinta itu, kita bisa saling mengingatkan," katanya, menjelaskan.

Mr D juga menggambarkan pengorbanan seorang dokter selama pandemi COVID-19 dalam lagu kelima, MNO. Move No Over. ’

"Manusia boleh saling membantu, saling peduli, dan tetap bergerak maju menolong orang lain. Tetapi, no over. Jangan berlebihan. Sesuatu yang berlebihan itu kan nggak baik. Dokter sendiri juga harus memperhatikan kesehatan mereka," katanya.

Sementara itu pada PQR, yakni Please Quit Running bertujuan untuk minta masyarakat berhenti lari dari kenyataan.

Baca juga: Indramayu perbolehkan seniman gelar pertunjukan lagi

"Apa pun kondisi dan permasalahannya, kita harus tetap menghadapi masalah itu bersama-sama," tuturnya.

Lagu pemungkas adalah STU, Say To
Us membawa pesan lagu-lagu itu harus disebarkan.

"Katakan pada saudara-saudara kita. Katakan pada keluarga maupun sahabat. Seluruh petikan gitar dalam album itu dimainkan dengan teknik bermain gitar satu jari. Juga menggunakan gitar gawai," katanya

Semua masyarakat, kata dia, bisa mendengarkan album ini secara gratis karena Album Alphabetic tidak dikomersilkan agar pesannya sampai ke seluruh elemen, dan album itu bisa diunduh di media sosialnya IG: @mrd.onefinger

“Keadaan sedang sulit. Kalau dimasukan platform musik kan berbayar. Takut tidak menjangkau semua masyarakat. Apalagi kondisi seperti ini. Ada saatnya seni harus berbayar ada saat seni harus gratis," ujar Doddy.

Baca juga: Yayasan TurunTangan dan Ballet.id bantu seniman terdampak COVID-19

 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020