Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya mengklarifikasi kesalahan input gambar berupa lambang negara sila keempat digambarkan kepala banteng mirip logo salah satu partai politik yang dilakukan oleh salah satu guru pada saat mengajar sekolah daring.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo di Surabaya, Rabu, mengatakan pihaknya menyampaikan permohonan maaf karena ada kesalahan input gambar di program GURUku yang disiarkan secara langsung oleh SBO TV dan streaming YouTube pada 8 September 2020.

"Saya mohon maaf atas nama Dispendik, karena kemarin ada salah satu guru kami waktu mengajar terjadi kesalahan input gambar," ucapnya.

Baca juga: Wali Kota Risma jadi guru sekolah daring di Surabaya

Menurut dia, guru tersebut atas nama Afita Nurul Aini yang sudah mengajar di program tersebut sebanyak empat kali. "Jadi, Bu Afita ini sudah mengajar empat kali hingga kemarin.Tiga kali mengajar selama ini, Alhamdulillah sangat baik dan tidak ada masalah," kata Supomo.

Supomo mengatakan guru-guru yang dijadikan pengajar di program GURUku SBO TV ini adalah guru-guru luar biasa dan guru-guru terbaik di Kota Surabaya, termasuk Afita, bahkan berdasarkan verifikasi data yang dimiliki Dispendik, Afita ini lulusan perguruan tinggi negeri di Kota Surabaya dengan IPK (Indeks Prestasi Komulatif) 3,75.

"Bahkan, selama mengajar di SD, dia juga mendapatkan predikat baik, perilakunya juga baik, sopan santunnya juga baik. Makanya dia direkomendasikan untuk menjadi pengajar di program SBO ini," ujarnya.

Selain itu, kata dia, berdasarkan klarifikasi yang dilakukan oleh Dispendik Surabaya, Afita ini tidak pernah mengikuti organisasi apapun selama ini. Bahkan, Afita juga mengaku tidak sengaja melakukan kesalahan tersebut, hanya karena kurang fokus dan human error, akhirnya terjadi kesalahan tersebut.

"Jadi, ini murni human error, karena bagaimana pun juga manusia adalah tempatnya salah, sehingga tidak ada tendensi apapun dan tidak berkaitan dengan siapapun dan apapun," ujarnya.

Baca juga: Guru positif COVID-19 di Surabaya tinggal empat orang

Baca juga: Sejumlah 393 guru di Surabaya dinyatakan positif COVID-19


Supomo juga memastikan bahwa setiap Hari Sabtu, Dispendik selalu rutin melakukan evaluasi, pembekalan dan pemeriksaan materi yang akan disampaikan dalam program GURUku di SBO TV maupun di TV9 yang juga menyiarkan secara live pembelajaran daring ini.

Ia juga memastikan bahwa materi yang disampaikan itu berasal dari buku tema yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan, sehingga materinya tidak keluar dari konteks pembahasan. "Jadi, kalau dari SOP-nya sudah tidak ada masalah. Saat itu, bu Afita ini guru pengganti, karena guru yang seharusnya mengajar sedang sakit," ujarnya.

Sementara itu, Afita Nurul Aini, guru SDN Tembok Dukuh IV yang saat itu mengajar juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat luas yang telah menyaksikan tayangan tersebut.

Ia mengaku telah lalai dan tanpa sengaja memasukkan gambar yang tidak sesuai dengan materi.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Saya juga menyampaikan terima kasih banyak kepada media yang telah diberikan ruang untuk klarifikasi kelalaian saya ini," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa saat mengajar di SBO TV pada hari Selasa itu, ia bertugas sebagai guru pengganti, sebab guru yang seharusnya mengajar sedang sakit. Karena harus mengganti guru yang sakit, akhirnya pada hari Sabtu ia menyiapkan materinya untuk mengajar pada hari Selasa.

Pada hari itu juga, dia menyetorkan materi garis besarnya saja kepada Dispendik Surabaya dan langsung dikroscek dengan kondisi materi yang kurang lengkap.

Baca juga: DPRD Surabaya apresiasi kebijakan peniadaan kegiatan di sekolah

"Kesalahan saya adalah saya melengkapi semua materi itu di hari Senin dan di hari Senin itu saya kurang konsentrasi dan kurang teliti, sehingga gambar yang saya masukkan kurang tepat atau salah. Jadi, itu tidak ada unsur kesengajaan sama sekali atau motif apapun dari saya. Ini murni benar-benar ketidaksengajaan dan kurangnya konsentrasi saya, jadi saya mohon maaf sebesar-besarnya," katanya.

Perwakilan SBO TV, Wawan Andrianto memastikan bahwa setelah mengetahui adanya kesalahan pada gambar yang dimasukkan pada saat guru mengajar itu, pihak SBO langsung mengedit gambar tersebut, sehingga dia memastikan bahwa di akun resmi SBO TV sudah tidak salah karena sudah dilakukan pengeditan.

"Jadi, ketika ada kesalahan langsung kami edit, sedangkan yang beredar di luar, itu bukan dari akun resmi SBO TV, karena memang banyak sekali yang mengunduh tayangan tersebut. Setelah kami edit, logo yang salah itu tidak lagi muncul," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020