saat ini kami sudah bisa mengendalikan
Surabaya (ANTARA) - Kota Surabaya Jawa Timur diusulkan menjadi kota pertama di Indonesia yang mengikuti program City Prosperity Initiative (CPI) Global atau Indeks Persepsi Inisiatif Kesejahteraan Kota versi UN Habitat.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Sabtu, mengatakan yang mengusulkan Surabaya mengikuti program CPI adalah organisasi realestat terkemuka di dunia atau International Real Estate Federation (FIABCI).

"Kami sampaikan terima kasih banyak kepada FIABCI yang akan mengusulkan Surabaya dalam program CPI. Saya juga mempersilakan kepada mereka untuk melakukan survei di Kota Surabaya. Kami siap kapan pun kalau mau disurvei," kata Risma.

Diketahui CPI adalah pendekatan inovatif yang dirancang oleh UN-Habitat untuk mempromosikan pembangunan kota yang berkelanjutan dan mengukur kemakmuran suatu kota.

Wali Kota Risma menjelaskan hingga saat ini sudah banyak pembangunan di Kota Surabaya seperti taman, kampung, Kebun Raya Mangrove dan lainnya.

"Kami juga banyak membangun jalan yang mana kami menggunakan uang sendiri, kami juga banyak membangun box culvert karena kami sangat konsen dalam mencegah banjir," kata dia.

Baca juga: Indonesia-Prancis perkuat kerja sama pengembangan perkotaan berkelanjutan

Selain itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan pengelolaan sampah, termasuk di PLTSA yang saat ini sudah bisa menghasilkan listrik 11 megawatt. Ia juga menjelaskan eks lokalisasi Dolly dari yang dulunya lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara hingga berubah menjadi pusat perekonomian rakyat.

Risma juga menjelaskan penanganan COVID-19 di Kota Surabaya. Ia memastikan bahwa saat ini Pemkot Surabaya sudah mampu mengendalikan pandemi itu.

"Jadi, Alhamdulillah saat ini kami sudah bisa mengendalikan. Kami juga terus melakukan tes ke berbagai pihak dan tes kami tertinggi se-Indonesia," katanya.

President FIABCI Indonesia Budiarsa Sastrawinata mengatakan Surabaya layak diusulkan dalam program ini karena selama ini sangat aktif dalam mempromosikan dan melaksanakan konsep Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu, Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia dengan 3.148.939 populasi.

Bahkan, lanjut dia, Surabaya sudah banyak mendapatkan pengakuan dan penghargaan internasional, seperti ASEAN Sustainable City Award, CityNet Asia Pacific Award, Online Popular City Guangzhou Award, dan Scroll of Honour Award from United Nations Human Settlement programme (UN Habitat).

"Jika ini diusulkan, berarti Surabaya akan menjadi Kota Indonesia pertama dalam Pemetaan CPI Global UN-Habitat, dan kota ketiga di dunia setelah Santa Marta (Kolombia) dan Milan (Italia)," kata Budiarsa.

Menurut dia, setelah Surabaya diusulkan, maka akan dilakukan survei ke Surabaya untuk menentukan dan mengukur enam variabel penting dari CPI itu. Keenamnya adalah ekonomi perkotaan dan keuangan kota, pengembangan infrastruktur, perencanaan kota dan desainnya, kohesi sosial dan ekuitas, ekologi perkotaan dan lingkungannya, tata kelola perkotaan dan legislasinya.

"Kami yakin Surabaya sudah layak dan dengan Kota Surabaya terpilih sebagai tuan rumah Hari Habitat Dunia 5 Oktober nanti. Rasanya sangat tepat untuk memilih Surabaya mengikuti program ini," katanya.

Baca juga: Bangun ibu kota tanpa rusak lingkungan

Baca juga: KLHK rancang pembangunan berkelanjutan di ibu kota baru

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020