Jakarta (ANTARA) - Nissan Motor Co melirik China sebagai taruhan terbaiknya untuk perubahan haluan, setelah perusahaan berjuang untuk pulih dari skandal Carlos Ghosn dan penurunan penjualan yang mengancam aliansinya dengan Renault.

Dilansir dari Japan Times, Sabtu, hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk adanya kemitraan strategis dengan Dongfeng Motor Group Co pada tahun 2003, yang membuat Nissan menjadi salah satu pembuat mobil penumpang Jepang terkuat di China.

Bahkan ketika total volume ritel Nissan turun sekitar 11 persen pada tahun fiskal 2019 yang berakhir pada Maret, China telah menjadi titik terang. Pengiriman di sana hanya turun 1 persen dan masih mencakup sekitar sepertiga dari volume global Nissan sebesar 4,93 juta unit.

Baca juga: Greg Kelly jalani persidangan tanpa Carlos Ghosn

Baca juga: Ghosn sebut aliansi Renault kekurangan sosok pemimpin


Meski begitu, dengan lineup yang menua dan biaya restrukturisasi, Nissan membukukan kerugian 6,2 miliar dolar AS pada tahun fiskal terakhir.

Saat China memulai kembali ekonominya dari penghentian akibat pandemi, pengiriman mobil Nissan terus meningkat sejak April. Nissan mencapai puncaknya di bulan Juli dengan penjualan sekitar 121 ribu unit (naik 12 persen dari tahun sebelumnya).

“Keunggulan Nissan di China adalah kekuatan mereknya yang menarik yang dikumpulkan dari model kompetitif selama bertahun-tahun,” kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal China Passenger Car Association (CPCA).

“Namun cukup menantang bagi perusahaan untuk bersaing dengan Toyota karena Toyota telah membuktikan daya saingnya dalam inovasi dan kompetensi dalam memenangkan pengendara tidak hanya untuk merek Toyota, tetapi juga Lexus,” ujar Cui melanjutkan.

Ia menambahkan, bukan hanya untuk Nissan, namun, saat ini, pasar mobil China tampak seperti garis pertahanan utama karena ekonomi negara tersebut kembali tumbuh dan permintaan mobil pulih.

Penjualan mobil di negara itu menyumbang hampir 30 persen dari total dunia. Pangsa penjualan kendaraan global China diperkirakan akan naik menjadi sekitar sepertiga tahun ini, menurut IHS Markit.

Menanggapi hal tersebut, Chief Operating Officer Nissan Ashwani Gupta mengatakan, pihaknya sudah membangun kehadiran yang kuat di China dan fokus ke kepuasan pelanggan.

Sedan Sylphy Nissan, yang ditujukan untuk pembeli yang lebih muda, mengalahkan Lavida Volkswagen sebagai model terlaris di negara itu pada paruh pertama.

Jajaran Nissan di China, yang mencakup sedan Altima dan SUV X-Trail, memiliki label harga mulai dari 99.800 yuan (¥ 1,55 juta) hingga 234.800 yuan.

Baca juga: Renault akan kembangkan Nissan March generasi berikutnya

Baca juga: Renault akan produksi Nissan Micra generasi baru

Baca juga: Nissan terus tingkatkan penjualan di China
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020