Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggandeng perusahaan layanan ojek dalam jaringan (daring) untuk mengembangkan sektor usaha mikro daerah lewat program digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Kami menyambut baik rencana kerja sama ini. Saya berharap kerja sama ini bisa membantu pemulihan ekonomi Banyuwangi di tengah situasi pandemi yang tidak menentu ini," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas beserta jajarannya saat menggelar pertemuan virtual dengan manajemen perusahaan ojek daring itu yang dipantau di Banyuwangi, Sabtu.

Ia menyatakan ingin mengoptimalkan kehadiran perusahaan layanan daring Grab Indonesia itu di Banyuwangi untuk menggerakkan ekonomi daerah yang terdampak akibat pandemi COVID-19 dalam beberapa bulan terakhir.

"Di tengah pandemi, layanan berbasis daring terus meningkat penggunanya. Kami berharap, kerja sama pemerintah dengan industri layanan daring akan berdampak positif pada warga. Semoga kerja sama ini nanti tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun juga bisa mendorong pemerataan ekonomi warga," katanya.

Sementara itu, Direktur Pengatur Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan bahwa pihaknya melihat UMKM Banyuwangi ternyata masih bergerak saat pandemi COVID-19 masih berjalan. Di tengah lesunya ekonomi akibat pandemi, katanya, sejumlah pelaku mikro di Banyuwangi justru masih bergerak.

Ia mencontohkan, salah satu warung di Banyuwangi yang muncul saat pandemi, ternyata omzet warung tersebut terus naik, dan penjualan daringnya terus meningkat.

"Warungnya mengaku dengan adanya grab food, usahanya jalan dan bahkan dia merekrut karyawan. Potensi inilah yang menjadikan Grab optimistis untuk mengajak pemerintah berperan lebih besar dalam industri ini. Semuanya memadai, mulai dari akses internet yang ada di Banyuwangi hingga eksistensi Grab di sini. Potensi kolaborasinya besar," katanya.

Dalam kerja samanya, lanjut Neneng, Grab akan melakukan digitalisasi kepada UMKM daerah agar mereka dapat beradaptasi dan bertahan di masa pandemi, dan UMKM akan diberikan akses teknologi, keterampilan dan layanan digital.

"Kami akan memberikan ruang iklan di media sosial, bazar daring di aplikasi Grab, serta promosi melalui influencer yang bekerja sama dengan Grab. Gratis," ujarnya.

Dia mengatakan, Grab juga memberikan pelatihan keterampilan pada bisnis kecil agar bisa mengikuti perkembangan teknologi di era digital untuk pengembangan usaha.

"Kami berikan juga pelatihan daring bagi pemilik usaha kecil selama 2,5 bulan, sehingga mereka bisa beradaptasi dan tumbuh di era digital, utamanya di masa pandemi," ujarnya.

Tak hanya itu, Grab juga menyediakan layanan GrabMart dan GrabKios, sehingga bisa menambah channel penjualan UMKM secara daring yang mungkin selama ini masih sebatas penjualan di luar jaringan (luring).

"Ada juga Grabcar/Grabbike Protect dan GrabAssistant. Ini membuka kesempatan bagi warga yang saat ini tidak bekerja untuk bergabung menjadi mitra kami. Misalnya, karyawan yang kemarin kena PHK bisa jadi kurir Grabfood sehingga tetap mendapatkan penghasilan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa Grab Indonesia merupakan penyedia layanan online-to-offline mobile platform terkemuka di Asia Tenggara. Grab juga menjadi startup berstatus decacorn pertama di Asia Tenggara dengan total nilai perusahaan mencapai lebih dari Rp158,6 triliun pada Tahun 2019.

Baca juga: Banyuwangi digitalisasi 1.000 UMKM
Baca juga: PLN dukung UMKM kuliner di Banyuwangi gunakan kompor listrik
Baca juga: Menteri BUMN apresiasi pemasaran digital banyuwangi-mall.com
Baca juga: Gojek sebut transaksi Gofood selama pandemi meningkat 20 persen

Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinariyanto
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020