New York (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Belarus Vladimir Makei menuduh negara-negara Barat berusaha menabur "kekacauan dan anarki" di bekas republik Soviet itu, yang telah diguncang oleh protes jalanan sejak pemilu bulan lalu.

"Kami melihat upaya untuk membuat situasi di negara itu tidak stabil," katanya kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sebuah pernyataan melalui rekaman video, Sabtu (26/9).

"Gangguan dalam urusan internal kami, sanksi, dan pembatasan lain di Belarus akan berdampak sebaliknya, dan berbahaya bagi semua orang," ia menambahkan.

Lebih dari 12.000 orang telah ditangkap sejak Presiden Alexander Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang telak dalam pemilu 9 Agustus, yang dikecam oposisi karena dianggap dicurangi.

Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada diperkirakan akan segera menjatuhkan sanksi pada sejumlah individu Belarus atas apa yang dilihat pemerintah ketiga negara itu sebagai pemilihan yang curang dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai, kata beberapa sumber kepada Reuters.

"Pernyataan yang penuh dengan sinisme telah dibuat oleh serangkaian kolega Barat kami tentang dugaan kepedulian mereka terhadap kedaulatan dan kesejahteraan Belarus," kata Makei kepada PBB.

"Pada kenyataannya, sikap itu sebenarnya adalah upaya untuk membawa kekacauan dan anarki ke negara kami," ujar dia.


Sumber: Reuters

Baca juga: Lukashenko dilantik tiba-tiba, oposisi serukan lebih banyak protes

Baca juga: Uni Eropa: Alexander Lukhashenko bukan presiden sah Belarus

​​​​​​​
Baca juga: Rusia akan serahkan pinjaman Rp14,8 triliun ke Belarus


 

Kemenkeu MOU Dengan Republik Belarus

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020