teknologi biaya murah, mudah diakses,dan mudah digunakan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia untuk menciptakan 1.000 teknopreneur atau perusahaan pemula berbasis teknologi dan inovasi untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan bangsa.

Kerja sama itu dikukuhkan melalui penandatangan Nota Kesepahaman antara Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek) tentang Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan.

"Entrepreneur atau wirausaha memegang peranan penting untuk fase pemulihan perekonomian sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Permadi Soemantri dalam acara penandatangan Nota Kesepahaman tentang tentang Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan yang ditayangkan virtual, Jakarta, Senin.

Penandatangan dilakukan dengan menggunakan tanda tangan digital.

Menristek Bambang menuturkan para wirausaha berperan untuk menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia baik hasil pertanian maupun hasil pertambangan, menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang termasuk jenis pekerjaan baru sehingga tidak hanya pekerjaan yang sudah ada, meningkatkan pendapatan nasional, serta mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial saat ini.

Untuk itu, pemerintah perlu bergerak cepat untuk membantu para teknopreneur.

Melalui program itu, para teknopreneur akan mendapatkan pembinaan dari sejak mereka baru mempunyai ide mengenai bisnis sendiri bahkan dalam tahapan proposal, ide untuk teknologinya atau ide untuk usahanya hingga akses pasar.

Menristek Bambang menuturkan melalui difusi teknologi tepat guna maka dapat dilakukan peningkatan kinerja dunia usaha khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) atau teknopreneur untuk dapat meningkatkan nilai tambah produk dan meningkatkan daya saing UMKM.

"Jadi kuncinya adalah yang namanya UMKM, teknopreneur atau startup, semuanya harus memahami, harus bisa beradaptasi dan bisa menguasai teknologi itu," tuturnya.

Pelaksanaan difusi teknologi tepat guna bagi UMKM 2021 dilakukan melalui tiga kegiatan utama yakni identifikasi dan seleksi teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan UMKM, kegiatan difusi yang mencakup aplikasi teknologi tepat guna dan pelatihan, serta evaluasi kinerja UMKM.

Difusi teknologi tepat guna juga dilakukan dengan mempertimbangkan lokasi dan potensi unggulan daerah.

Menristek Bambang menuturkan dalam menjalankan usahanya, para UMKM, teknopreneur, startup, atau enterpreneur pada umumnya membutuhkan tiga hal dasar yaitu akses pembiayaan, kemampuan manajemen perusahaan, dan akses pasar.

Tiga hal tersebut membutuhkan sentuhan teknologi seperti teknologi digital dan produksi.

"Mereka memerlukan teknologi yang tepat guna yang kita definisikan sebagai teknologi yang biayanya murah, mudah diakses, dan mudah digunakan," ujarnya.

Pendiri Yayasan Inotek Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan tersebut diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang besar di mana ditargetkan 1.000 teknopreneur akan menciptakan sejuta pekerjaan sehingga diperkirakan rata-rata satu perusahaan berbasis teknologi dan inovasi itu bisa mempekerjakan 1.000 karyawan.

"1.000 sejuta pekerjaan berarti satu teknopreneur rata-rata 1.000 karyawan. Ini merupakan satu target yang mesti jadi daya dobrak kita di tengah melambatnya ekonomi akibat pandemi," ujarnya.

Sandiaga menuturkan Inotek mempunyai visi untuk mengembangkan inovasi di akar rumput dengan menciptakan teknologi tepat guna dan sistem pendampingan komprehensif.

Oleh karenanya, program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan diarahkan untuk fokus dalam pengembangan teknopreneur akar rumpur sehingga bisa menyentuh terutama usaha mikro dan kecil di sektor-sektor utama dan strategis seperti pangan, konsumsi dan sektor lain yang menggerakkan ekonomi Indonesia.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Inotek Ilham Habibie menuturkan dengan adanya usaha-usaha baru dari 1.000 teknopreneur, maka dapat tercipta lapangan pekerjaan baik di bagian hulu maupun hilir.

"Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan ini dirancang untuk memulihkan ekonomi lokal dan berdampak untuk menciptakan lapangan kerja," ujarnya.

Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan merupakan program nasional untuk menciptakan 1.000 teknopreneur handal yang ditingkatkan kemampuannya dengan kegiatan seperti inkubasi, akselerasi, pemberdayaan, pelatihan, pembinaan dan pendampingan.

Dengan adanya peningkatan kapasitas yang dilakukan dengan teknologi yang mudah diaplikasikan, maka diharapkan dapat memberikan energi baru dalam ekonomi. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi harus melahirkan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, memulihkan ekonomi lokal dan bangsa serta menyerap tenaga kerja.

"Teknologi bukan saja adaptif tapi tepat guna untuk memudahkan bagi rakyat kita yang memang berada di sini untuk memudahkan kegiatan keseharian dan berdampak pada perekonomian," tuturnya.

Para teknopreneur juga akan dibina untuk dapat menangani risiko, kompetisi, teknologi baru, manajemen perusahaan, dan mampu menghasilkan produk inovasi.

***3***

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020