Semarang (ANTARA News) - Tim dokter RSUP dr. Kariadi Semarang terus mengupayakan agar Bilqis Anindya Passa, balita penderita "atresia bilier" terhindar dari stres selama menjalani perawatan pra-operasi cangkok hati.

"Selain memantau kondisi fisik Bilqis, kami juga mempelajari kondisi psikologis agar keseluruhan kondisinya stabil, baik dari luar dan dalam," kata penggagas tim cangkok hati, Prof. dr. AG Soemantri di Semarang, Rabu.

Menurut dia, kondisi psikologis dapat memengaruhi pola makan yang sudah dijadwalkan tim dokter, sehingga kondisi Bilqis secara psikologis sangat penting untuk dipantau, termasuk untuk kesiapan menjalani operasi.

"Bilqis sudah dirawat di sini (RSUP dr. Kariadi Semarang, red.) hampir satu bulan, sehingga para anggota tim sudah mulai mengenal kondisi Bilqis dengan baik, misalnya saat stres atau sedih," kata Soemantri yang juga pakar darah itu.

Berkaitan dengan kondisi fisik Bilqis, kata dia, pihaknya saat ini tengah berkonsentrasi untuk menggenjot kenaikan berat badannya agar ideal, setidaknya mencapai sembilan kilogram yang menjadi syarat operasi.

"Nafsu makan Bilqis sendiri masih dipengaruhi suasana hatinya, kalau sedang rewel tidak jarang selang sonde (pemberian makanan lewat hidung) akan dilepas, biasanya ibunya menangis karena merasa tidak tega," katanya.

Ia mengatakan, berat badan Bilqis saat ini memang telah mencapai 8,8 kilogram, namun itu diperkirakan termasuk cairan yang menumpuk dalam tubuh, sehingga pihaknya akan mengeluarkan cairan itu agar kondisinya kembali normal.

"Kebutuhan gizi untuk Bilqis juga tetap disuplai dengan asupan makanan setiap dua jam sekali, antara pukul 07.00 hingga 20.00 WIB dan masih berupa bubur yang telah disaring lembut sehingga mudah diserap tubuh," katanya.

Soemantri menambahkan, pihaknya memfokuskan asupan gizi itu banyak mengandung glutamin, elektrolit, garam, protein, dan gula yang mampu menjaga dan meningkatkan kondisi serta daya tahan tubuh Bilqis.

Sementara itu, anggota lain tim cangkok hati, dr. Dwi Wastoro Dadiyanto mengatakan, operasi cangkok hati merupakan satu-satunya pilihan terapi yang dapat meningkatkan peluang hidup penderita "atresia bilier".

"Kalau tidak dioperasi cangkok hati, `atresia bilier` akan berkembang menjadi sirosis hati, hipertensi portal, dan menyebabkan kematian," kata pakar spesialis anak konsultan paru tersebut.

Oleh karena itu, kata dia, operasi cangkok hati merupakan satu-satunya solusi untuk penyakit tersebut, yakni dengan mengambil organ hati secara keseluruhan dan diganti dengan organ milik pendonor.

"Operasi cangkok hati harus dilakukan saat melihat kualitas hidup semakin memburuk dan proses tumbuh kembang berjalan sangat lambat, karena akan memengaruhi perkembangan fisik dan fungsi otak," kata Dwi.(Ant/R009)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010