IHSG ditutup melemah 27,45 poin atau 0,56 persen ke posisi 4.879,1
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah di tengah minimnya sentimen.

IHSG ditutup melemah 27,45 poin atau 0,56 persen ke posisi 4.879,1. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,62 poin atau 1,02 persen menjadi 742,38.

"Untuk hari ini yang menyebabkan IHSG merah lagi karena aksi jual investor asing di saham big cap seperti BBRI, ASII, dan lainnya. Hari ini juga relatif minim sentimen," kata analis Indo Premier Sekuritas Mino di Jakarta, Selasa.

Baca juga: IHSG diprediksi variatif seiring digelarnya debat capres AS

Dibuka menguat, IHSG nyaman berada di zona hijau pada sesi pertama perdagangan. Namun, pada sesi kedua, IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, delapan sektor terkoreksi dimana sektor aneka industri paling dalam yaitu minus 2,33 persen, diikuti sektor industri dasar dan sektor infrastruktur masing-masing minus 1,17 persen dan minus 0,96 persen.

Sedangkan, dua sektor meningkat yaitu sektor pertambangan dan perdagangan masing-masing sebesar 0,4 persen dan 0,05 persen.

Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp341,93 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 620.714 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,31 miliar lembar saham senilai Rp6,91 triliun. Sebanyak 164 saham naik, 257 saham menurun, dan 147 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 27,48 poin atau 0,12 persen ke 23.539,1, indeks Hang Seng turun 200,52 poin atau 0,85 persen ke 23.275,53, dan indeks Straits Times melemah 7,59 atau 0,31 ke 2.475,42.

Baca juga: Wall Street berakhir menguat didorong harapan stimulus ekonomi
Baca juga: Dolar AS jatuh dari tertinggi dua bulan tertekan kenaikan ekuitas

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020