Makassar (ANTARA) - KRI Badau-841 mulai hari ini berada di bawah kendali operasi Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassar untuk memperkuat patroli di wilayah Selat Makassar dan sekitar Palu, Sulawesi Tengah.

Hal itu dikemukakan Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassar, Laksamana Pertama TNI Dr Benny Sukandari, di sela penyambutan kedatangan perdana KRI Badau-841 bertempat di dermaga Markas Komando Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, KRI Badau-841 akan memperkuat patroli keamanan laut di wilayah operasi Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassar ini, kendati pengendaliannya tetap dari Komando Armada II TNI AL yang bermarkas komando di Surabaya.

Dengan kehadiran kapal perang ini, kata dia, tentu menambah kapasitas operasional wilayah laut di bawah komando Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassar, dengan harapan mengurangi beban saat ini yang cukup berat berkaitan dengan keamanan di laut dan SAR terbatas di Alur Laut Kepulauan Indonesia II.

"KRI Badau-841 ini di bawah satuan kapal patroli tentunya tugas utamanya adalah patroli di laut untuk pengamanan wilayah perairan," katanya.

Sementara itu, Komandan KRI Badau-841, Letnan Kolonel Pelaut M Homsin, mengatakan, dengan puluhan personel di kapal perang itu dan sistem kesenjataan yang dimiliki tentunya dapat menunjang pengamanan patroli laut di wilayah kerja Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassar.

Seusai upacara penyambutan KRI Badau-841, Sukandari, Homsin, dan sejumlah undangan berkesempatan melihat-lihat situasi dan kondisi kapal tersebut di dalam KRI Badau-841.

KRI Badau-841 semula memiliki nomor lambung 643 di kelas kapal cepat berpeluru kendali yang kemudian diubah ke kelas kapal patroli cepat, yang dibangun galangan kapal Vosper Thornycroft, Singapura, pada 1979. Kapal ini memiliki panjang 37 meter, garis sarat muat 1,8 meter, bobot mati 206 ton, ditenagai dua mesin diesel MTU 20V 538 TB91 dengan daya 9.000 pH sehingga bisa memacu kecepatan maksimum 32 knot dan jarak jelajah maksimum 200 mil laut (2,200 km) pada kecepatan 14 knot. 

Sistem kesenjataannya meliputi satu meriam kembar Oerlikon CGM-B01 kaliber 30 mm dan dia senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm, dengan sistem sensor dan sistem Kelvin Hughes Tipe 1007 NAV (pencarian permukaan) serta piranti peperangan elektronik Decca RDL-2 Intercept dan E/O Rademac 2500 Tracking.

Pada saat dia masih awal diluncurkan dari dermaga galangan kapal kapal perang ini dapat dipersenjatai dua peluncur peluru kendali MM-38 Exocet yang legendaris itu. 
 


Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassar, Laksamana Pertama TNI Dr Benny Sukandari (kanan pertama), bersama Komandan KRI Badau-841, Letnan Kolonel Pelaut M Homsin dan jajaran pimpinan Pangkalan TNI AL VI/Makassar beramah-tamah di dalam lounge room perwira KRI Badau-841 setelah acara penyambutan di dermaga Pangkalan Utama TNI AL VI/Makassa, di Makassar, Rabu (30/9/2020).
ANTARA FOTO/Suriani Mappong

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020