Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari mengundang bupati/ wali kota di seluruh Indonesia yang komit pada kebudayaan untuk menghadiri kegiatan penjelasan umum tentang acara Anugerah Kebudayaan PWI Pusat untuk Bupati/ Wali Kota pada Hari Pers Nasional 2020 di Jakarta pada Jumat, 9 Oktober 2020.

Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat Yusuf Susilo Hartono mengatakan bahwa kesediaan bupati/ wali kota untuk menghadiri undangan PWI tersebut dapat dilakukan dengan mengisi pendaftaran melalui tautan berikut: https:\bit.ly/34manFs.

Ia mengatakan bahwa penjelasan umum akan diberikan Panitia Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat kepada bupati/ wali kota yang selama ini dinilai memiliki komitmen untuk membangun daerahnya dengan pendekatan kebudayaan.

“Diharapkan dengan penjelasan umum itu, bupati/wali kota yang tertarik ikut bisa mempersiapkan diri lebih baik dalam mengikuti seluruh prosesnya, dari babak pendaftaran, babak seleksi, hingga penentuan 10 penerima anugerah (kebudayaan PWI Pusat),” ujar Yusuf melalui siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dewan Pers minta wartawan harus beradaptasi

Ia mengatakan PWI Pusat juga mengundang Asosiasi Pemerintah Kabupaten se-Indonesia (APKASI), Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (APEKSI), serta jajaran PWI Provinsi se-Indonesia dan lain-lain untuk mengikuti penjelasan yang dilakukan secara daring via zoom meeting tersebut.

"Waktunya hari Jumat, 9 Oktober 2020, pukul 14.00 – 16.00 WIB," kata Yusuf.

Yusuf mengungkapkan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat kali itu rencananya akan dilaksanakan dengan menomorsatukan protokol kesehatan.

Bahkan, katanya, aspek pandemi juga dimasukkan ke dalam salah satu dari lima aspek substansial kriteria penilaian.

Baca juga: Anies terima usulan PWI Pusat Jakarta jadi tuan rumah HPN 2021

Sebagai informasi, setiap Hari Pers Nasional (HPN) sejak tahun 2016, PWI Pusat memberikan Anugerah Kebudayaan kepada bupati/wali kota yang berkomitmen memajukan kebudayaan di daerahnya dengan menitik beratkan penilaian pada empat aspek.

Pertama, potensi daerah khususnya bidang kebudayaan. Kedua, strategi dan inovasi untuk pemajuan kebudayaan lokal. Ketiga, dukungan sarana prasarana, SDM, anggaran hingga kegiatan berskala lokal-nasional dan internasional. Terakhir, pemanfaatan media massa dan media sosial.

Kini, mengingat situasi sedang ada Pandemi COVID-19, PWI Pusat akan memberikan aspek penilaian kelima, yaitu penanganan Pandemi Covid-19 berdasarkan protokol kesehatan maupun kearifan lokal.

Indonesia yang dinilai UNESCO sebagai negara adikuasa di bidang kebudayaan, menurut Yusuf, tentu memiliki warisan kearifan lokal di tiap daerah masing-masing, khususnya dalam hal mencegah wabah.

"Misalnya, dalam bentuk doa / rapalan, ritual, nyanyian, pertunjukan, hingga obat-obatan, makanan, dan minuman. Memori kolektif itu yang ingin kita gali, sebagai sebuah kekayaan dan kekuatan kultural," kata Yusuf.

Baca juga: Dirut ANTARA: Wartawan kredibel punya kapasitas dan menjaga kode etik

Kegiatan pertama Anugerah Kebudayaan PWI Pusat telah digelar pada peringatan Hari Pers Nasional 2016 di Lombok, dan kedua dalam peringatan HPN 2020 di Banjarmasin.

Adapun, sepuluh bupati/wali kota penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat pada peringatan HPN 2020 di Banjarmasin adalah Wali Kota Tangerang Selatan (Banten) Airin Rachmi Diani, Wali Kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan) Ibnu Sina, Wali Kota Ambon (Maluku) Richard Louhenapessy, Bupati Tubaba (Lampung) Umar Achmad, dan Bupati Halmahera Barat (Maluku Utara) Danny Missy.
​​​​​​​
Selanjutnya, Bupati Serdang Bedagai (Sumatera Utara) Soekirman, Bupati Luwu Utara (Sulawesi Selatan) Indah Putri Indriani, Bupati Gunung Kidul (DI Yogyakarta) Hj Badingah, Bupati Tabalong (Kalimantan Selatan) Anang Syakhfiani, dan Walikota Baubau (Sulawesi Tenggara) AS Tamrin.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020