Jakarta (ANTARA) - Bek milik Borneo FC Wildansyah berharap PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 untuk bersikap dengan mengganti kerugian yang dialami tim akibat ditundanya lanjutan liga.

Dikutip dalam laman resmi klub, Kamis, Borneo FC sudah memesan tiket pesawat dan hotel untuk laga melawan Madura United yang seharusnya bertanding pada 2 Oktober lalu. Namun penundaan liga membuat semuanya hangus.

"Dengan situasi seperti ini memang sulit. Tapi saya harap kepada pihak operator buat peduli buat tim. Karena tim sudah keluar uang banyak buat booking hotel, tiket dan lain-lain. Syukur-syukur semuanya di ganti," ujar Wildansyah.

Baca juga: Borneo FC perpanjang libur pemain
Baca juga: Borneo FC kecewa Liga 1 Indonesia ditunda lagi


Mantan pemain Persib Bandung itu memang tidak bisa menyembunyikan rasa kekecewaannya atas keputusan tersebut. Akan tetapi, ia tidak boleh larut dalam kesedihan dan kembali menjalani latihan bersama.

"Wajarlah kita semua kecewa karena manusiawi. Tapi jangan sampai meredupkan semangat latihan. Karena kita tidak tahu ke depannya. Yang penting kita semua harus siap dengan apa yang terjadi," katanya.

Senada dengan Wildansyah, Sultan Samma juga kecewa dengan keputusan yang mendadak itu. Apalagi dia telah menggeber persiapan sejak lama menjadi terbuang sia-sia.

"Tiga hari sebelum bertanding tiba-tiba dibatalkan. Sangat kecewa karena kami sudah bersiap maksimal," kata Sultan.

Sultan berharap situasi lekas membaik dan PSSI segera memutuskan nasib kompetisi dengan tak membiarkannya terombang-ambing. Sebab, dia menilai, banyak orang yang bergantung hidup di industri sepak bola.

"Banyak yang terlibat dalam sepak bola. Kalau begini terus keadaannya sangat menyusahkan. Semoga selalu ada solusi terbaik untuk semua pihak," kata dia menambahkan.

Baca juga: Barito Putera minta PSSI sosialisasikan nasib kompetisi
Baca juga: Sekum PSMS: penundaan liga menambah beban klub
Baca juga: LIB: subsidi klub-pembiayaan dikomunikasikan lagi setelah liga ditunda

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020