Banjarnegara (ANTARA) - Suara tangisan balita berusia belasan bulan memecah kesunyian pagi di sebelah ujung Desa Bedana, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Balita tersebut baru saja terbangun dari lelap di gendongan bunda, tepat saat mereka tiba di Gedung Sumirah, sebuah bangunan kecil yang dipergunakan untuk kegiatan posyandu balita.

Gedung Sumirah terletak di sebelah pematang sawah, dari bagian selasarnya dapat terlihat hamparan padi, pohon cabai serta jalan setapak yang dikunci oleh perbukitan membentang di ujung lintasan.

Sejak pukul delapan pagi, kesibukan mulai terasa di gedung berlapis cat hijau itu, beberapa ibu terlihat berdatangan membawa anak balita, wajah mereka berbalut masker kain.

Ketika ibu dan anaknya tiba di posyandu, petugas akan langsung melakukan pengecekan suhu tubuh, meminta mereka mencuci tangan dengan sabun di tempat yang telah disediakan, lalu mengarahkan mereka untuk menunggu di kursi yang jaraknya telah diatur.

Jejeran kursi kayu yang masing-masing berjarak satu meter tersebut seakan menjadi pembatas antara selasar gedung dengan pematang sawah.

Secara keseluruhan, protokol kesehatan telah berjalan dengan baik. Penggunaan masker, pengaturan jarak fisik, dan kegiatan mencuci tangan telah melekat jadi satu dengan penimbangan badan, pengukuran lingkar kepala, pemberian imunisasi hingga kegiatan penyuluhan.

Anak-anak yang menangis saat menunggu giliran akan dipinjamkan mainan edukasi yang tersedia di posyandu, mainan itu telah disesuaikan dengan kebutuhan deteksi tumbuh kembang.

Sementara anaknya bermain, sang ibu bisa sambil mendengarkan penyuluhan mengenai kesehatan anak, tumbuh kembang anak dan berbagai informasi tentang imunisasi yang disampaikan oleh bidan desa atau kader terlatih.

Di antara berbagai aktivitas, terlihat jejeran bubur kacang hijau dengan santan yang siap dibagikan, pemberian makanan tambahan menjadi salah satu bagian dalam pelayanan, dan menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak.

Baca juga: 52.000 kader Posyandu di Jabar siap sosialisasikan cegah Covid-19

Pengawal tumbuh kembang

Kendati sempat terhenti pada awal pandemi, kini kegiatan posyandu balita di Desa Bedana telah kembali berjalan seperti biasa, namun yang membedakan adalah penerapan protokol kesehatan yang ketat sejak awal hingga akhir kegiatan.

Tenaga kesehatan dari Puskesmas Kalibening yang bertugas sebagai pembina desa, Widhi Hesty Pujianti mengatakan penerapan protokol kesehatan bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Seluruh pihak mulai dari tenaga kesehatan yang bertugas hingga masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan, agar kegiatan posyandu balita berjalan dengan aman dan lancar.

"Mereka yang sedang sakit dilarang untuk datang ke posyandu demi kebaikan dan demi menjaga kesehatan bersama. Sementara mereka yang sehat bisa datang dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan dan memakai masker kecuali anak-anak di bawah usia dua tahun tidak diwajibkan," katanya.

Hesty yang juga bertugas sebagai tenaga farmasi Puskesmas Kalibening itu mengatakan keberadaan posyandu sangat penting untuk mengawal tumbuh kembang dan kesehatan balita di wilayah setempat.

Melalui kegiatan posyandu, kata dia, tumbuh kembang balita, status imunisasi dan gizi balita dapat terpantau dengan baik, hal itu penting demi kesehatan sang anak.

Selain itu, kegiatan posyandu juga sangat penting sebagai upaya untuk mencegah kasus kekerdilan (stunting) dan sangat penting untuk menambah pemahaman masyarakat mengenai tumbuh kembang dan periode emas balita.

Baca juga: Pengamat: posyandu berperan strategis dalam mencegah kekerdilan

Menggiatkan posyandu

Kepala Puskesmas Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Ristiyono menambahkan bahwa pihaknya terus berupaya menggiatkan posyandu di tengah keterbatasan karena pandemi COVID-19.

Dengan mengedepankan konsep 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, salah satunya melalui posyandu balita.

Dia menambahkan kendati sempat stagnan pada awal masa pandemi kini kegiatan pelayanan posyandu kembali menggeliat.

Dengan konsistensi penerapan protokol kesehatan dan dukungan masyarakat, kami berharap pelayanan posyandu balita dapat terus berjalan dengan baik dan aman serta nyaman.

"Kami berharap kegiatan ini akan dapat berkontribusi positif dalam mendukung tumbuh kembang balita yang ada di wilayah setempat," katanya.

Sementara itu, dokter spesialis anak, dr. Ariadne Tiara Hapsari, MSiMed. Sp.A mengingatkan bahwa tenaga kesehatan di puskesmas dan kader di posyandu sangat berperan strategis untuk menggencarkan sosialisasi mengenai upaya menjaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif hingga mencegah kekerdilan.

Karenanya menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu pemerintah daerah melalui dinas kesehatan setempat perlu terus mengintensifkan sosialisasi mengenai upaya mencegah kekerdilan kepada seluruh masyarakat dengan mengoptimalkan peran puskesmas dan posyandu.

Baca juga: Dokter: Posyandu bantu deteksi dan cegah anak gizi buruk

Konsistensi dan tertib

Melalui puskesmas dan posyandu, kata dia, masyarakat diajarkan manfaat ASI eksklusif sebagai salah satu cara mencegah kekerdilan.

"Pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu cara efektif mencegah kekerdilan karena ASI mengandung zat gizi yang sangat baik bagi bayi, sosialisasi mengenai ini perlu digencarkan melalui puskesmas dan posyandu," katanya.

Dokter yang praktik di RS Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tersebut juga menambahkan selain pemberian ASI eksklusif upaya mencegah kekerdilan juga dapat dilakukan dengan memantau perkembangan tumbuh kembang balita di posyandu.

"Selain itu yang terpenting adalah orang tua juga perlu memberikan imunisasi dasar yang lengkap pada bayi," katanya.

Dengan melihat pentingnya kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak dan sosialisasi mengenai upaya menjaga kesehatan balita, maka keberadaan posyandu bagi balita menjadi sangat strategis.

Kendati demikian karena pada saat ini tengah terjadi pandemi, maka penerapan protokol kesehatan menjadi akar dan sebuah kunci.

Dengan konsistensi dan tertib protokol kesehatan, diharapkan kegiatan pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik dan aman demi menjaga kesehatan si buah hati.*

Baca juga: Pakar gizi IPB: Maksimalkan posyandu untuk cegah "stunting"

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020